Lalaya’an, adalah babak di mana para penari menari bebas riang gembira melepaskan diri dari rasa berang seperti menari “Lionda” dengan tangan di pinggang dan tarian riang gembira lainnya.
Keseluruhan tarian ini berdasarkan aba-aba atau komando pemimpin tari yang disebut “Tumu-tuzuk” (Tombulu) atau “Sarian” (Tonsea). Aba-aba diberikan dalam bahasa sub–etnik Tombulu, Tonsea, Tondano, Totemboan, Ratahan, Tombatu dan Bantik.
Pada tarian ini, seluruh penari harus berekspresi Garang tanpa boleh tersenyum, kecuali pada babak lalayaan, di mana para penari diperbolehkan mengumbar senyum riang. (ebs)
Load more