Jakarta, tvOnenews.com - 204 Juta data daftar pemilih tetap (DPT) di Komisi Pemilihan Umum (KPU) diduga bocor dan dijual di dark web.
Pemerhati Multimedia-Telematika Independen Roy Suryo mengatakan kebocoran DPT ini bukan hal sepele dan sederhana. Menurut dia, kebocoran ini bisa mengakibatkan kekacauan atau chaos hasil Pemilu 2024.
Sebelumnya diberitakan, diduga DPT di KPU diretas oleh hacker bernama samaran Jimbo. Ini viral dan dilaporkan dalam BreachForums.
“Sebagaimana diketahui data tersebut dijual dengan 2 BTC (Bitcoin) seharga US$74 ribu atau sekitar Rp1,2 miliar. Data itu memuat informasi dari 204 juta (tepatnya 204.807.203) orang meliputi NIK, NKK, nomor KTP, TPS, e-KTP, jenis kelamin dan tanggal lahir. Data itu juga termasuk dari Konsulat Jenderal Republik Indonesia dan Kedutaan Besar RI di luar negeri,” tulis dia dikutip pada Kamis (30/11/2023).
Menurut dia, saat ini KPU terkesan “membantah" situsnya sangat lemah sehingga rentan dibobol hacker.
KPU. Dok: Muhammad Iqbal-Antara
Load more