Jakarta, tvOnenews.com - Kritikus Politik, Faizal Assegaf mengomentari langkah politik Presiden Jokowi dan Kaesang Pangarep diangkap menjadi Ketua Umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia).
Pro dan kontra masuk putra bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), yakni Kaesang Pangarep ke PSI.
Bahkan, tak hanya menjadi anggota partai, Kaesang resmi menjadi Ketua Umum PSI.
Putra bungsu Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep resmi ditetapkan sebagai Ketum PSI saat Kopdarnas PSI di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Senin (25/9/2023). (Muhammad Bagas/tvOnenews)
Keputusan itu ditetapkan dalam acara Kopi Darat yang digelar di Jakarta pada hari Senin (25/09/2023).
Keputusan Kaesang berlabuh ke PSI bukan ke PDIP ini tentu saja mengejutkan banyak pihak, bahkan memancing respon beragam dari para Politikus, warganet hingga pengamat.
Mantan aktivis 98, Faizal Assegaf yang juga pendukung Presiden Jokowi pada Pilpres 2019.
bahkan dirinya pernah menghadiri kegiatan yang diadakan oleh Komunitas Sahabat Jokowi (KSJ).
Faizal Assegaf dalam podcast bersama Abraham Samad menanggapi soal bergabungnya putra bungsu Jokowi ke PSI.
"Saya mau bicara soal PSI, Kaesang, dan Jokowi ini dalam satu konteks politik dinasti yang pernah kita perbincangkan, saya harus mengatakan bahwa langkah-langkah politik Jokowi yang akhir-akhir ini lebih cenderung untuk mengkarbit anaknya masuk ke gelanggang atau panggung politik," ujarnya yang dilansir Youtube Abraham Samad SPEAK UP.
Menurut kritikus politik ini, langkah politik Jokowi yang mengorbitkan anaknya masuk ke gelanggan politik itu punya dua tujuan.
"Yang pertama dia ingin mengirim pesan yang kuat kepada rakyat bahwa dia punya ambisi untuk membangun suatu dinasti politik," jelasnya.
"Untuk menghadapi dinasti politik SBY yang juga membesarkan Agus Harimurti Yudhoyono, dan dinasti politik Megawati yang juga membesarkan Puan," imbuhnya.
Faizal Assegaf di podcast Abraham Samad, berbicara soal Kaesang jadi Ketum PSI.
Faizal menilai kalau ada persaingan yang kuat di antara para dinasti politik di lingkungan kekuasaan.
"Aspek kedua lebih khusus menyangkut Kaesang tiba-tiba menyeberang ke PSI, harus berani kita simpulkan ini adalah pesan Jokowi kepada seluruh rakyat Indonesia agar tidak percaya lagi kepada PDIP," ujarnya.
"Bahwa saya sebagai Presiden Republik Indonesia, Presiden Jokowi saya mengirim anak saya, merestui anak saya menggiring anak saya masuk ke PSI sebagai bentuk pesan tegas kepada rakyat,'saya tidak percaya PDIP," ujarnya.
Di mana Faizal mengatakan bahwa secara otomatis seluruh pendukung Jokowi yang diklaim oleh PDIP 80 persen rakyat.
"Itu juga tidak akan percaya dengan PDIP," ucapnya.
kemudian pesan kedua Jokowi juga mengatakan kalau dulu zaman Presiden SBY bikin partai tiba-tiba Demokrat bisa menjadi besar.
"Maka dengan kekuatan kekuasaan yang dia bisa miliki, dia bisa membesarkan PSI, jadi ini pesan mengancam kepada Megawati, kepada seluruh PDIP lebih khusus di basis-basis strategi di Jawa Timur, Jawa Tengah," ujarnya.
Di luar itu juga, masuk Kaesang Pangarep ke PSi bahwa untuk mengambil ahli suara, PDIP dan Jokowi.
Selain itu, Faizal mengamati bahwa Megawati Soekarnoputri terkunci tidak berdaya menghadapi 'Bocah karbitan Istana' yang diproduk oleh Jokowi, Kaesang.
"Untuk kedua kalinya Ibu Megawati terlihat secara moral itu berlutut di depan Jokowi tidak berdaya," ujarnya.
Presiden Joko Widodo berbincang dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri di Istana Negara, Jakarta. ((ANTARA/HO-Biro Pers Sekretariat Presiden)
Tak hanya itu, Faizal Assegaf mengaku bahwa ini bukan pertama kalinya, yakni kedua kalinya karena proyek pertamanya adalah Jokowi titipkan Gibran Rakabuming sebagai satu proyek politik yang digendong oleh ibu Megawati.
"Hari-hari Gibran masuk ke Solo itu digendong oleh ibu Megawati dan loyalis di lingkaran PDIP, satu kerja politik yang sebenarnya memalukan," ujarnya.
Hal memalukan karena partai yang begitu besar diberi tugas oleh Presiden Jokowi untuk melayani Gibran Rakabuming.
"Nah sekarang Kaesang, pada kasus Kaesang ini publik melihat secara moral, pandangan moral ini Megawati seperti berada pada posisi berlutut, dan tidak berdaya di hadapan kekuasaan petugas partai, partai Insinyur Jokowi," ujarnya. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more