tvOnenews.com - Pada (2/9/2023) di Surabaya, Partai Nasdem dan PKB resmi mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menjadi Capres dan Cawapres di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Setelah sempat menggegerkan serta mengecewakan Partai Demokrat, kini pada akhirnya Anies Baswedan mendeklarasikan untuk mengikuti Pilpres 2024 bersama Cak Imin.
Dalam pidatonya, Cak Imin menyebutkan ternyata yang mengusung dirinya untuk mendampingi Anies Baswedan bukanlah Surya Paloh.
Anies Baswedan dan Cak Imin. (Kolase tvOnenews)
Cak Imin mengungkapkan permintaan tersebut disampaikan oleh Kiai Kholil As’ad Syamsul Arifin pada tahun 2021. Ia sempat dipanggil oleh Kiai Kholil saat berada di Situbondo, Jawa Timur.
“Sebetulnya ada cerita menarik Tahun 2021, Saya dipanggil Al Mukarrom romo Kiai Kholil As'ad. Di Situbondo, saat ini dia tampil di sini. Beliau adalah putra Kiai As'ad Syamsul Arifin, pendiri NU,” ungkap Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
Dirinya menyampaikan putra pendiri Nahdlatul Ulama (NU) ini ingin memasangkan Cak Imin dengan Anies Baswedan dalam Pilpres 2024.
“Saya dipanggil, Muhaimin, menurut saya kamu harus berpasangan dengan Anies Baswedan. Saya tidak berani menolak, tetapi saya juga tidak berani menjawab iya. Tapi saya masukkan ke dalam batin saya,” ujarnya.
“Sambil jalan, saya berbunyi begini, ‘Lho Lho Lho, nggak bahaya ta?’,” sambungnya sambil bercanda.
Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Tim tvOne)
Meski begitu Cak Imin belum berani menolak sekaligus menerima amanah dari Kiai Kholil. Namun setelah berdiskusi dengan Surya Paloh, maka amanah tersebut dapat terlaksana.
“Nah perjalanan panjang itu akhirnya kemana, dan luar biasa sampailah pada saat yang tepat. Hari Senin itu lah saya ketemu bang Surya untuk berdiskusi berbagai hal dan terjadilah peristiwa hari ini,” pungkasnya.
Selain itu, Cak Imin menjelaskan bahwa nilai dan konsep Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) telah sesuai dengan ajaran Nahdlatul Ulama (NU).
“Koalisi Perubahan sejalan dengan ajaran NU, yaitu Al-Muhafadhotu ala Qodimis Sholih wal Akhdzu bil Jadidil Ashlah (memelihara yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik),” tutur Cak Imin.
Selain itu dirinya juga menyebutkan bahwa makna dari kaidah fiqih tersebut untuk terus menerus memperbarui dan memperbaiki apabila ada sasaran yang lebih baik.
Namun, tidak pernah lupa terhadap pondasi-pondasi kokoh yang telah dirintis dan diwariskan kepada generasi-generasi yang harus dijaga dengan baik. (Kmr)
Load more