Jakarta, tvOnenews.com - Di tengah kasus dugaan penistaan agama yang menjerat pimpinan Ponpes Al-Zaytun Panji Gumilang, satu persatu fakta soal Al-Zaytun mulai terbongkar ke publik.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW 9.
Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Suasana Salat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun.
Tak hanya itu, media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan gaya azan sholat jumat yang dikumandangkan oleh santri di Ponpes Al-Zaytun, tampak menggunakan gerakan tangan dan tidak menghadap kiblat.
Kesaksian Aktivis Pro Israel dan Yahudi soal Al-Zaytun
Monique Rijkers selaku Aktivis Pro Israel dan Yahudi mengaku menyayangkan penahanan dan status tersangka dari Panji Gumilang.
"Sebentar lagi Indonesia akan merayakan ulang tahun ke-78 dan kita masih berkutat pada isu-isu tentang penistaan agama, tentang isu gosip negara dalam negara NII," ujarnya saat hadir di Catatan Demokrasi tvOne.
"Yang pada kenyataannya pada tahun 2012 jika dilihat situs Kementerian Agama, ada berita judulnya Al-Zaytun bukan sarana pendidikan radikal, ini adalah pernyataan dari Menteri Agama Suryadharma Ali," tuturnya.
Monique Rijkers menyebut bahwa kala itu Suryadharma Ali sebagai Menteri Agama menilai tentang sistem pendidikan Al-Zaytun.
"Ketika saya menjadi wartawan selama 18 tahun, saya pernah meliput Al-Zaytun pada tahun 2012 dan 2015, selalu seperti isunya naik lalu ditimbun, isunya naik lalu ditimbun," terangnya.
"Memang berkaitan dengan NII, tetapi tidak pernah ada tindakan dan kembali tahun ini 2023 muncul lagi, munculnya masih di persoalan yang sama," tuturnya.
Panji Gumilang dan Aktivis Yahudi Monique Rijkers.
Lanjut Monique Rijkers bahwa sistem pendidikan di Al-Zaytun mendapat akreditasi A unggul.
"Jadi ketika membicarakan Al-Zaytun, kenapa dia bisa mendapatkan akreditasi A unggul kalau memang ada radikalisasi," ujarnya.
Atas dasar itu, Aktivis Pro Israel ini mempertanyakan apa pekerjaan BNPT hingga BIN (Badan Intelijen Negara), yang tidak bisa mendeteksi adanya NII KW 9 (Negara Islam Indonesia) di masa pemerintahan 10 tahun Presiden Jokowi.
"Intelijen kita ngapain aja? jadi janganlah kita menjatuhkan kinerja baik pemerintahan Presiden Jokowi dengan ngebahasa isu ini, dengan mengangkat kesannya ada NII, menjatuhkan kinerja pemerintahan Presiden Jokowi yang sudah sangat baik," imbuhnya.
Panji Gumilang tersangka
Usai menjalani pemeriksaan selama 8 jam, Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang resmi ditetapkan sebagai tersangka.
“Semua sepakat untuk menaikkan saudara PG (Panji Gumilang) menjadi tersangka,” ujar Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Pol Djuhandani Rahardjo Puro dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (1/8/2023).
“Selanjutnya pada pukul 21.15 penyidik langsung memberikan surat perintah penangkapan,” sambungnya.
Dedengkot Ponpes Al Zaytun, Panji Gumilang terancam hukuman 10 tahun penjara.
Penetapan tersangka Panji Gumilang usai menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
Panji Gumilang mendatangi Bareskrim Mabes Polri pada Selasa (1/8/2023). (rpi/ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more