Orang Lama Al-Zaytun Ungkap Sosok Sebenarnya Panji Gumilang di NII: Semua Orang Harus Tunduk sama Dia..
- istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Nama Panji Gumilang masih menjadi sorotan publik usai sejumlah ajaran yang diduga menyimpang di Ponpes Al-Zaytun dan pernyataan kontroversialnya.
Ponpes yang dipimpin oleh Panji Gumilang ini belakangan menuai beragam kritikan, mulai dari ajaran agama Islam yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan Negara Islam Indonesia atau NII KW 9.
Ponpes Al-Zaytun Indramayu menjadi viral pertama kali setelah diketahui pada saat ibadah Salat Idul Fitri 1444 H mencampurkan jemaah wanita dan laki-laki dalam satu shaf hingga menjadi perbincangan publik.
Tak hanya itu, media sosial dihebohkan dengan sebuah video yang memperlihatkan gaya azan sholat jumat yang dikumandangkan oleh santri di Ponpes Al-Zaytun, tampak menggunakan gerakan tangan dan tidak menghadap kiblat.
![]()
Suasana Salat Idul Fitri di Ponpes Al-Zaytun. (Tangkapan layar)
Orang lama di Al-Zaytun ungkap sosok sebenarnya Panji Gumilang di NII
Keterkaitan Panji Gumilang dengan NII KW 9 semakin terlihat jelas usai banyaknya pengakuan dari para mantan anggota NII (Negara Islam Indonesia).
Kini terbaru, tim tvOne dalam program FAKTA berhasil melakukan wawancara dengan Imam Supriyanto atau Mbah Imam, ia merupakan salah satu pendiri dari Pondok Pesantren Al-Zaytun.
Pada tim tvOne, Imam Supriyanto menyebut bahwa Panji Gumilang merupakan sosok pimpinan Negara Islam Indonesia (NII). Sebelum terkenal dengan nama Panji Gumilang, Imam Supriyanto menyebut bahwa pimpinan Ponpes Al Zaytun tersebut pernah terkenal dengan nama Abu Totok.
“Saya sejak tahun 88 ikut pembinaan dan memang bertemu dengan Pak Panji. Waktu itu Pak Panji bernama Abu Totok, kemudian terakhir belakangan dikenal dengan Panji Gumilang,” ungkap Imam Supriyanto yang merupakan pendiri Yayasan Pesantren Indonesia yang menaungi Ponpes Al-Zaytun.
Soal pergantian pimpinan yang kemudian menjadi Panji Gumilang, Mbah Imam mengaku bahwa saat itu terjadi pergantian pimpinan pada tahun 2010 ketika dirinya sedang sakit dan tidak ke kampus.
"Tiba-tiba saya dapatkan informasi dari staf notaris,'katanya kok pak Haji keluar dari Yayasan,'" ujarnya.
Mbah Imam pun mengaku bahwa tidak merasa keluar dari Yayasan, hingga memutuskan untuk datang ke Kantor Notaris melihat dokumen dan notulen rapat.
Load more