Aliran Dana di Al Zaytun Dibongkar Mantan Pengikut Panji Gumilang, Tak Disangka Hal-hal ini Diumbar ke Publik, Katanya...
- Kolase tim tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Nama Panji Gumilang kini menjadi sorotan setelah Pondok Pesantren Al Zaytun yang ia pimpin viral di media sosial lantaran dinilai melakukan ajaran yang menyimpang.
Sejumlah pernyataan Panji Gumilang yang kontroversial juga telah viral di media sosial, sehingga menuai berbagai kritikan. Beberapa ajaran yang diduga menyimpang hingga dikaitkan dengan organisasi Negara Islam Indonesia (NII).
Kini dalam sebuah wawancara yang disiarkan melalui program acara Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne, seorang mantan wali santri sekaligus mantan anggota NII, Leni Siregar membongkar pendapatan Panji Gumilang hingga memiliki rekening gendut.
![]()
Leni Siregar, Mantan Wali Santri Sekaligus Mantan Anggota NII. (tvOne)
Ia membocorkan cara Panji Gumilang menyedot keuntungan dari yayasan tempat Leni Siregar menjadi sukarelawan untuk menyalurkan infaq kepada yang membutuhkan.
“Jadi dari whatsapp grup wali santri, dari profilnya hampir semua kok yayasan. Sebagian besar itu, oh ternyata begini pola mencari dana untuk sumber infaq-nya,” ungkap Leni Siregar pada program acara Apa Kabar Indonesia Malam, tvOne.
Sebelumnya ia sempat menjadi seorang sukarelawan pada yayasan yang dikelola Panji Gumilang. Leni pun menjadi donatur dengan tujuan untuk disalurkan pada yang membutuhkan.
“Saya pernah jadi sukarelawan di yayasan tersebut, tapi saya hanya mendapatkan fee 20% waktu itu. Untuk setiap donatur itu, saya langsung buat infaq ya. Karena tujuannya memang apa yang sudah saya dapatkan itu akan saya salurkan untuk infaq,” ujarnya.
Mantan anggota NII ini mengatakan tak hanya keuntungan yang didapat dari pribadi saja yang diserahkan kepada yayasan pusat, namun keuntungan yayasan cabang dimana Leni berada juga diserahkan kepada pusat.
“Jadi kalau yang saya tahu kemudian, ternyata setiap yayasan itu juga ada setoran dari pendapatan yayasannya itu ke atas (pusat) langsung. Jadi, selain dari pribadi sudah diambil untuk infaq, yang pendapatan dari yayasan ditarik juga,” katanya.
“Yayasannya (cabang) ada dua, di Jakarta dan Bandung, (ditariknya) sekitar 30%,” lanjutnya.
Penarikan keuntungan tersebut membuat Leni merasa curiga dan menilai serakah dan dimanfaatkan. Terutama ketika target keuntungan per orang diubah dari sebelumnya Rp20 Juta menjadi Rp300 Juta.
Load more