tvOnenews.com - Ahli Forensik dr Sumy Hastry Purwanti mengungkap soal misteri pembunuhan ibu dan anak di Subang, yang belum juga menemui titik terang soal pelaku.
Kasus tersebut sempat membuat geger masyarakat Subang setelah ditemukan mayat dari ibu dan anak di dalam bagasi mobil Alphard Dusun Ciseuti, Desa Jalan Cagak, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Sabu, pada Rabu 18 Agustus 2021.
Penyelidikan kasus pembunuhan Ibu dan anak yang bernama Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) telah berkutat dalam pemeriksaan DNA selama satu setengah tahun. Kasus pembunuhan ibu dan anak ini pun telah diambil alih oleh Polda Jabar sejak 15 November 2021.
dr Sumy Hastry Purwanti adalah seorang ahli forensik yang sering kali membagikan pengalamannya selama bertugas sebagai dokter forensik dalam menangani berbagai kasus besar di Indonesia, mulai dari dari Mbah Maridjan hingga Freddy Budiman.
dr Sumy Hastry Purwanti soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. (VIVA/M Ali Wafa)
Di setiap kasus kematian seseorang, pihak kepolisian butuh sebuah data dan bukti untuk memastikan penyebab kematian dan mengungkap pelaku dari kasus tersebut.
Tentunya, untuk mengetahui penyebab kematian secara rinci dalam hal medis. Dibutuhkan bantuan dari beberapa pihak, salah satunya adalah pihak tim Dokter Forensik.
Seorang Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti menceritakan dirinya sering ditugaskan untuk memeriksa beberapa kasus kematian sebagai tim Kedokteran dan Kesehatan (Dokkes) Polri.
Kombes. Pol. Dr. dr. Sumy Hastry Purwanti, DFM, Sp.F atau dikenal dengan dr. Hastry adalah dokter perwira menengah Polri yang sejak 1 Juni 2021 mengemban amanat sebagai Kabid Dokkes Polda Jateng.
1,5 tahun berlalu, hingga kini pelaku pembunuhan kasus Subang belum juga terungkap. Akhirnya, Ahli Forensik dr Sumy Hastry blak-blakan menyinggung soal identitas sang pelaku.
Wanita kelahiran 1970 itu mengungkapkan soal kasus pembunuhan ibu Tuti dan Amel di Subang, yang kini masih menjadi pertanyaan publik soal siapa sosok pelakunya.
Polwan ahli Forensik pertama di asia ini menuturkan bahwa dirinya melakukan otopsi kedua kalinya terhadap jasad Amel dan Tuti setelah 40 hari pasca kejadian.
Karena waktu yang cukup lama, ada tantangan sendiri untuk melakukan otopsi tersebut.
"Tapi memang kita mencocokan juga dari cara kematian dan mekanisme kematian, murni dari kekerasan benda tajam," ujar dr Hasty yang dilansir Youtube Anjas Asmara.
"Tinggal saya mencari sesuatu di tubuh para korban dan itu tidak akan ditemukan, karena proses pembusukan itu," tambahnya.
Lebih lanjut, ahli forensik yang pernah menangani Bom Bali 1-2 ini mengungkapkan bahwa tidak pernah berbicara soal waktu kematian korban, tapi yang mengetahui adalah penyelidik.
"Tapi saya mengetahui dari TKP dan foto-foto (olah TKP) dari otopsi pertama, dan juga jenazahnya," ujarnya.
Kemudian, Hastry berpesan agar para warga untuk tidak masuk ke daerah lokasi TKP, karena akan menyulitkan penyelidik dan ahli forensik.
"Kesannya yang diduga ada saksi atau pelaku waktu jam kematian ada, jadi terkabur-kan," ujarnya.
"Jadi mungkin teman-teman penyelidik juga belum yakin untuk menetapkan siapa pelaku (pembunuhan ibu dan anak di Subang) karena kontaminasi," jelasnya.
dr Sumy Hastry Purwanti soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Sebelumnya diberitakan, dr Hastry hadir di podcast Deddy Corbuzier dan membicarakan soal kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Pada awalnya Deddy Corbuzier menanyakan kepada dr Hastry apakah ada kasus yang pernah ditanganinya, tapi tak mendapat hasil yang bagus dan membuatnya angkat tangan.
"Kasus Subang, saya dikejar tuh netizen karena kasus subang, yang 18 agustus tahun 2021 tuh," ujarnya yang dilansir dari Kanal Youtube Deddy Corbuzier, pada Jumat (2/5/2023).
"Angkat tangannya karena apa tuh?
"Iya, belum ditangkap pelakunya, belum ada. padahal saya sudah otopsi kedua. Dan saya sudah jelaskan paparkan, udah kasih clue-clue nya, tapi belum ada tersangka sampai sekarang," bebernya.
dr Sumy Hastry Purwanti menyatakan bahwa dalam tugasnya telah selesai dalam menyajikan data dan alat bukti.
"Tapi saya gemes, padahal menurut saya itu bisa (terungkap). Kan nonton CSI toh, kita main DNA, saya ngomongin di sini aja yah, biar didengar," tegasnya.
Dokter Forensik yang pernah menangani kasus Freddy Budiman ini menyebut bahwa DNA di TKP telah diambil, tapi tidak ada yang cocok.
"Kalau nggak ada yang cocok, kita ambil DNA yang saksi itu, ternyata dari saksi itu juga gak ada yang cocok," ujarnya.
"Kita tariklah dari garis keturunan ibu, iya kan itu siapa tahu ada yang cocok gak? ternyata belum dikerjakan," sambungnya.
Tak sampai disitu saja upaya dari dr Sumy Hastry, sebagai dokter forensik dirinya menganalisa dari jam kematian atau waktu kematian (thanatology)
"Saya punya jam kematian loh, jam kematian dia dibunuh, memang jelas dia dibunuh kan. Karena saya kan otopsi, TKP di situ," ungkapnya.
Lebih lanjut, dr Hastry Purwanti membeberkan soal waktu kematian dari kedua korban, ibu dan anak, Tuti Suhartini (55), dan anaknya, Amalia Mustrikaratu (23).
"Bu Tuti mungkin meninggal, ini bukan berdasarkan sesuai visum ya yang saya tulis, pokoknya saya ngomong jam kematian," ujarnya.
"Bu Tuti dibunuh jam 2 sampai jam 4, Amel jam 4 sampai jam 6. Saya bermain dong di jam segitu, handphone siapa yang online, ambillah DNA nya, kita di TKP tuh udah ada 2 DNA yang kita ambil diduga pelaku (yang asing)," ungkapnya.
"Mohon maaf ya pak Kabareskrim," ucapnya seolah tak enak menyebutkan. "Berarti lamban dong?" tanya Deddy Corbuzier.
"Ah gua nggak ngomong ya, nggak apa-apa lah gua dipindah ke kamar mayat lagi," ucapnya seolah takut menyebutkan. (ind)
Baca artikel terkini dari tvOnenews.com selengkapnya di Google News, Klik di sini
Load more