Jakarta, tvOnenews.com - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Ahmad Effendi Choirie respons puisi senimana sekaligus budayawan Butet Kartaredjasa, yang disinyalir menyindir bakal calon presiden (bacapres) Anies Baswedan.
Politikus yang akrab disapa Gus Choi ini pun mengatakan tidak perlu menanggapi seniman Butet.
"Butet itu seniman, enggak usah ditanggapi. Mungkin juga buzzer sehingga ucapannya bau alkohol politik," kata dia, kepada media, Selasa (27/6/2023).
Dia pun menjelaskan bahwa umumnya seniman sejati tidak mungkin berperilaku seperti Butet. Setiap kata yang terlontar dari mulutnya pasti lah kritikan dari hati nurani, bagi kebaikan masyarakat.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai NasDem, Ahmad Effendi Choirie
"Kalau ocehan Butet ini kekuasaan. Sebaiknya dia ngoceh gak usah kita tanggapi karena itu berbau alkohol politik kelompok," pungkasnya.
Perlu diketahui, Budayawan Butet Kartaredjasa membacakan puisi di hadapan puluhan ribu kader PDIP dalam puncak peringatan Bulan Bung Karno (BBK) di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat (Jakpus), Sabtu (24/6/2023).
Puisi itu dibacakan sebelum seniman Sri Krishna Encik menyanyikan lagu 'Ganjar Siji Ganjar Kabeh'.
Mulanya, Butet mengatakan PDIP mengerahkan semangat 'meneruskan'. Tetapi di sisi lain ada kelompok yang hanya menginginkan 'perubahan'. Butet lalu menyinggung soal banjir yang disebut suatu kelompok hanyalah air yang parkir.
Anies Baswedan, Calon Presiden yang diusung Koalisi Perubahan
"Di sini nyebutnya banjir, di sana nyebutnya air yang markir. Ya begitulah kalau otaknya pandir," tutur dia.
Butet pun menuturkan ada sosok yang berkoar-koar dirinya ingin dijegal karena dibidik KPK. Padahal, kata Butet, sosok yang dimaksudnya itu dibidik karena nyolong.
"Pepes ikan dengan sambel terong, semakin nikmat tambah daging empal. Orangnya diteropong KPK karena nyolong, eh lha, kok koar-koar mau dijegal," ungkapnya.
Butet menyebut capres Jagoan Presiden Joko Widodo (Jokowi) identik dengan sosok yang berambut putih dan bekerja keras. Butet lalu menyindir sosok capres yang hobinya 'menculik'.
"Jagoan Pak Jokowi rambutnya putih, gigih bekerja sampai jungkir balik. Hati seluruh rakyat Indonesia pasti akan sedih jika kelak ada presiden hobinya kok menculik," ujar dia.
Butet juga menyindir soal pemimpin yang bermodal transaksi semata. Sosok itu, kata Butet, dijamin bukan tauladan kelas negarawan.
"Cucu komodo mengkeret jadi kadal, tak lezat digulai biarpun pakai santan. Kalau pemimpin modalnya cuman transaksional, dijamin bukan tauladan kelas negarawan," ucapnya. (agr/mii)
Load more