Kultus juga terjadi di negeri yang konon pusat humanisme dan rasionalisme: Amerika Serikat. Futurolog Alvin Toffler pernah menyebut paling tidak ada 1000 aliran kultus keagamaan di negeri Abang Sam.
Seperti di mana saja, kultus selalu tumbuh subur dalam krisis. Orang orang yang merasa tidak berdaya menghadapi kenyataan hidup sehari-hari lalu mencari penguatan dan hiburan semu dari sosok sosok yang kuat.
Di Amerika Serikat puncaknya terjadi saat anak anak muda mengalami masa sulit setelah pecah Perang Vietnam. Bersamaan dengan gelombang new age, banyak anak anak muda jatuh pada gerakan yang mengkultuskan seseorang.
Kita tentu ingat pada David Koresh, seorang padri muda yang wajahnya mirip pemain band itu, berhasil mengumpulkan ratusan pemuja dan mendirikan sekte sempalan Gereja Advent. Saat digerebek petugas karena aktivitasnya yang melawan hukum, ia berhasil menyerukan pemujanya melawan petugas sebisanya. Ketika tank dan pasukan bersenjata masuk ke markas kelompok di Texas setelah pengepungan panjang selama 51 hari, Koresh juga berhasil membujuk pendukungnya untuk bunuh diri massal.
Publik Amerika terkaget kaget mendapati 86 orang tewas bersama, termasuk di antaranya 10 orang anak anak di sebuah bangunan yang terbakar.
Agaknya, demikian memang sifat manusia. mudah “terjerembab” pada menghamba wujud, mengagungkan yang fisik, yang terlihat.
Penyair sufi Amir Hamzah menyebut dalam salah satu potongan syairnya: “ Aku manusia, rindu rasa, rindu rupa. Dalam sejarah manusia, kita melihat manusia seringkali menciptakan tuhan tuhan lain, selain Tuhan Yang Maha Esa. (Ecep Suwardaniyasa Muslimin)
Load more