Bekasi, tvOnenews.com - Emosi tak terbendung, seluruh orang tua siswa mengamuk kepada sebuah Event Organizer (EO) setelah mengetahui anaknya tak kunjung berangkat untuk melakukan Study Tour ke Yogyakarta.
Seluruh siswa kelas 12 telah menunggu keberangkatannya ke Yogyakarta sejak pukul 5 sore. Namun hingga pukul 8 malam siswa tak kunjung berangkat untuk melakukan study tour.
Sebelumnya, pihak Event Organizer (EO) melakukan pembatalan perjanjian sebanyak dua kali, semula siswa akan diberangkatkan pada 29 Mei lalu, karena meminta waktu lebih untuk persiapan maka disepakatilah pada tanggal 8 Juni.
Salah satu siswa dan juga pihak sekolah dari MAN 1 Bekasi telah angkat bicara. Bagaimana pendapat dari siswa dan pihak sekolah mengenai hal tersebut, simak informasinya berikut ini.
Ratusan orang tua siswa mendatangi sekolah dan mengamuk kepada agen travel setelah mengetahui anaknya yang bersekolah di Madrasah Aliyah Negeri 1, Bekasi Utara, Kota Bekasi, batal berangkat ke Yogyakarta, Kamis (8/06/2023) malam.
Pasalnya, para siswa yang telah menunggu sejak sore hari dan dijanjikan akan diberangkatkan pada Kamis malam, tidak kunjung diberangkatkan oleh agen travel.
Setelah dua kali membatalkan perjanjian untuk memberangkatkan siswa MAN 1, Bekasi Utara, Kota Bekasi, ke Yogyakarta, pihak sekolah memilih menempuh jalur hukum.
Kuasa hukum MAN 1, Syamsudin mengatakan, pihak travel sudah dua kali melanggar perjanjian dalam memberangkatkan para murid yang berjumlah sekitar 280 anak.
Padahal, awalnya para siswa akan diberangkatkan pada 29 mei lalu, namun diminta mundur pada tanggal 8 Juni ini.
Ratusan Siswa MAN 1 Bekasi Gagal Study Tour ke Yogyakarta. (Tim tvOne - Kurnia Dwi Hapsari)
Sayangnya, hingga pukul 20.00 WIB, para siswa tidak kunjung berangkat ke Yogyakarta. Akibat pelanggaran tersebut, MAN 1 akan menempuh upaya hukum.
"Kami menyimpulkan tidak ada itikad baik dari EO karena dalam kesepakatan itu harusnya jam 20 berangkat tapi jam 20 lewat tidak kunjung datang. Sudah diputuskan besok kami akan menempuh upaya hukum," ungkap Syamsudin.
Menurut Syamsudin, pihak EO telah melakukan penipuan, sehingga selain akan dituntut secara pidana, pihaknya juga menuntut secara perdata, agar uang senilai hampir Rp2 juta per siswa dikembalikan secara utuh.
"Melaporkan pidana karena bagaimanapun eo telah melakukan penipuan dan penggelapan. Kita juga menuntut secara perdata akan kerugian murid dapat dikembalikan. Kerugian kurang lebih Rp400an juta. Pengembalian 7 hari setelah dia batalkan. Bayarnya Rp2 juta kurang seribu," tambahnya.
Rencananya para murid akan melakukan jalan-jalan ke Yogyakarta dalam rangka perpisahan sekolah mulai Kamis hingga Minggu mendatang.
Namun, karena bus tak kunjung datang dengan berbagai alasan, maka ratusan wali murid mendatangi sekolah dan sempat mengamuk kepada perwakilan agen travel. Para murid yang sudah bersiap membawa perlengkapan pergi pun harus kecewa karena batal diberangkatkan.
Salah satu siswa kelas 12 MAN 1 Bekasi, Satria Baihaqi mengaku kecewa atas batalnya perjalanan ke Yogyakarta bersama teman temannya dalam rangka perpisahan sekolah.
"Saya sebagai siswa sangat kecewa karena saya juga melihat orang tua saya yang sudah nabung agar saya bisa ikut jalan jalan dan biar ada uang jajannya, tapi ujung-ujungnya tidak jadi," ujarnya.
Menurutnya, dari 7 bus seharusnya datang menjemput para murid, baru 3 bus yang datang.
"Tadi sudah nunggu jam 8 katanya jalan, kita sudah siap dari jam 5 tapi sampai jam 8 lebih bus yang dateng baru 3 biji harusnya ada 7 bus. Ini kita tujuan ke jogja rencana 4 hari", tambah Baihaqi.
Bagus, Orang tua siswa yang datang ke sekolah meminta agar uang yang telah disetorkan untuk dikembalikan saja.
"Kalau saya sih misal mobil udah datang semuanya kalau mau lanjut ya lanjut, tapi kalau enggak jadi ya uangnya dikembalikan full. Uang yang diserahkan sebanyak Rp2 juta," ujarnya
Dua orang perwakilan agen travel yang datang ke sekolah MAN 1 dan diamuk oleh wali murid ini, langsung dibawa pihak kepolisian untuk dimintai keterangan. (kdh/ebs/kmr)
Load more