Jakarta, tvOnenews.com - Terungkap lagi, seorang ahli forensik, dr Sumy Hastry Purwanti kembali mengungkapkan kasus pembunuhan yang terjadi pada beberapa waktu yang lalu.
Tanpa terduga, dr Sumy Hastry Purwanti diberikan sebuah petunjuk ketika mencoba untuk memeriksa dan mengidentifikasi korban.
Ahli forensik tersebut melihat seorang anak laki-laki yang tidak kasat mata sedang berlarian di sekelilingnya saat melakukan autopsi pada jenazah korban tersebut.
Apakah maksud dari petunjuk tersebut, simak informasinya berikut ini.
Dengan segudang pengalamannya dalam menuntaskan kasus, seorang ahli forensik, dr Sumy Hastry Purwanti kembali menangani sebuah kasus yang sempat lama terungkap.
Seorang wanita yang ditemukan telah meninggal dunia di pinggir jalan tol dengan keadaan hamil tua.
Melansir dari YouTube Denny Darko, dr Sumy Hastry mengungkapkan bahwa wanita yang ditemukan meninggal karena dibunuh oleh sang kekasih, kemudian ditinggalkan di pinggir jalan tol.
“Ya betul itu yang saya sempat ceritanya ini seorang jenazah wanita ditemukan di pinggir jalan tol dalam keadaan hamil,” ungkap ahli forensik, dr Sumy Hastry Purwanti dalam video YouTube Denny Darko.
dr Sumy Hastry Purwanti bersama Denny Darko. (Ist)
Bersama dengan Denny Darko, dr Hastry mengungkapkan bahwa pihak kepolisian terus mencari pelaku pembunuhan tersebut berdasarkan ciri-ciri dari data korban yang telah diberikan oleh dr Hastry dan tim.
“Nggak sih (dimutilasi), cuman memang dibunuh di tempat lainnya dibuang di situ. Setahun (pelaku ditemukan) jadi kita cari pelakunya, penyidik yang cari dengan data dari kita kalau wanita, ciri-cirinya, dalam keadaan hamil. jadi polisikan mencari wanita yang dikasih identitas dari kami (pemeriksaan jenazah) itu ada nggak yang hilang ada nggak yang laporan kehilangan,” ujarnya.
Sebelumnya, wanita yang kerap disapa mami Hastry ini sempat mengatakan pada Denny Darko bahwa ia sempat melihat seorang anak laki-laki yang tak kasat mata sedang berlarian di sekitarnya saat proses identifikasi pada korban.
Ternyata, anak laki-laki yang berlarian tersebut memberikan petunjuk baru bagi dr Hastry untuk mengungkap identitas korban.
“Dan saya kan sempat ngomong juga kalau ada anaknya laki-laki yang lari-lari. Ternyata dia hamil sembilan bulan,” jelasnya.
Sebab, sebelum ia melihat anak kecil tersebut, dr Hastry mengaku tak mengetahui bahwa korban sedang mengandung seorang anak dengan usia kehamilan sembilan bulan.
“Waktu ditemukan kondisinya sudah dalam keadaan pembusukan. Saya ingat memang ada kekerasan di daerah wajah dan kepala. Yang aneh tuh, mungkin saya gak bayangkan kalau perempuan ini hamil tapi waktu proses itu kan perasaan tuh kok ada anak gitu loh,” terangnya.
Kini pelaku yang berjumlah dua orang telah ditemukan. Pelaku tersebut merupakan sang kekasih korban serta temannya yang ikut membantu dalam aksi pembunuhan.
“Pelakunya ternyata dua orang, sopir bus yang katanya pacarnya dan temannya yang membantu,” katanya.
Ahli forensik kepolisian yang berpangkat Kombes ini mengaku kaget sekaligus lega karena kasus telah terungkap.
Ia kembali ke Jakarta untuk melakukan berita acara bersama penyidik kasus tersebut dengan mencocokkan temuan saat dilakukan autopsi. Ternyata semua data pemeriksaan dengan pengakuan pelaku cocok.
“Ya sempat kaget sih ditelepon dan alhamdulillah minggu lalu saya kesini untuk di berita acara sama penyidik kayak pemeriksaan saya waktu itu seperti apa, mekanisme kematiannya seperti apa, bagaimana kematiannya, dan terakhir sebab kematian. Ternyata ya cocok dengan pengakuan dari tersangka ini,” jelasnya.
Ahli Forensik, dr Sumy Hastry Purwanti. (Ist)
Kemudian, Denny Darko pun menanyakan data apa yang membuat dr Hastry selalu ingat untuk membuat penyidik dapat menelusuri kasus tersebut. Lalu Kepala Biddokkes Polda Jawa Tengah tersebut mengatakan data yang ia kumpulkan sudah cukup lengkap.
Ia menaruh kecurigaan pada kejadian tersebut, bahwa TKP pembunuhan bukan berada di lokasi yang sama dengan tempat ditemukannya jenazah korban. Sebab ditemukan beberapa luka seretan yang dilakukan setelah korban meninggal.
“Ya saya yakin, waktu hamil cukup bulan,Terus tkp-nya (pembunuhannya) tidak di sana karena ada luka seretan dan luka yang bekas dibuang setelah dia meninggal. berartikan itu tidak terjadi di TKP yang ditemukan. Jadi cara melakukan ke pembunuhnya nggak di situ,” jelasnya.
Kasus ini menjadi salah satu yang dipikirkan olehnya apabila tidak terungkap. Sebab korban yang ia lakukan autopsi dalam keadaan hamil. Serta seluruh petunjuk yang diberikan sudah sangat jelas.
“Waktu itu kan jenazah ini sudah dalam keadaan pembusukan ya. jadi saya mikirnya ini (tubuhnya) besar semua, tapi enggak tahu kalau dia hamilkan. Tapi kok saya kayak lihat ada anak lari-lari. Ternyata setelah saya buka dalam keadaan hamil,” katanya
“Jadi saya mengetahui itu kayak dikasih petunjuk gitu, ternyata dia perempuan hamil dan kepikiran terus kalau belum terungkap. Alhamdulillah penyidik itu ulet banget gitu dari polsek Makasar (Jakarta). ulet untuk mengejar si dia (korban) ini siapa. Kalau sudah terungkap identitasnya kan, polisi akan mudah (menyelesaikan kasus),” lanjutnya.
Ternyata beberapa saksi yang juga orang terdekat korban menunjukkan kecocokan pada data yang telah diberikan. Pihak keluarga pun memberikan foto korban dengan baju yang sama saat dr Hastry melakukan identifikasi terhadap korban.
“Ternyata ada yang mengaku kehilangan, kerja di sini, ciri-cirinya cocok bahkan ciri-ciri dari pakaian yang kita berikan itu (saat pemeriksaan), ternyata keluarga tuh bawa foto bajunya cocok dengan yang dipakai pertama itu,” pungkasnya.
Beberapa tahun yang lalu, seorang wanita dalam keadaan meninggal dunia telah ditemukan di pinggir jalan Tol Jagorawi. Korban berinisial HH (22) yang sedang hamil tua sekitar 9 bulan telah dibunuh oleh kekasihnya, HS (38).
Setahun kemudian, kasus tersebut telah terungkap setelah identitasnya diungkapkan oleh dr Sumy Hastry Purwanti, seorang ahli forensik yang bertugas kala itu.
Kini dr Hastry mengungkapkan pengalamannya hingga bagaimana kasus tersebut terungkap. (Kmr)
Load more