‘Takut Film Horor tapi Hobi Koleksi Tengkorak’ Pengakuan dr Sumy Hastry yang Tangani Kasus Freddy Budiman hingga Brigadir J, Alasannya...
- Kolase tvOnenews
tvOnenews.com – “Takut film horor tapi koleksi tengkorak manusia,” pengakuan menarik dilontarkan oleh ahli forensik ternama yakni dr Sumy Hastry Purwanti yang turut membantu menangani kasus Freddy Budiman hingga Brigadir J.
Keahlian dokter forensik dr Sumy Hastry tak perlu diremehkan lagi. Berbagai kasus fenomenal di tanah air berhutang budi pada jasanya.
Sepanjang karirnya, dr Sumy Hastry pernah membantu identifikasi korban bom Bali I dan JW Mariot, korban kecelakaan pesawat Sukhoi, pembunuhan Brigadir J hingga eksekusi Freddy Budiman si gembong narkoba.
Ternyata, wanita yang biasa disapa dr Hastry ini merupakan polwan pertama di Asia yang menjabat sebagai dokter forensik.
Begitu hebat kemampuannya, banyak yang kagum dan penasaran bagaimana kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari.
dr Sumy Hastry (sumber: kolase)
Dilansir dari kanal Youtube Deddy Corbuzier, sisi yang jarang terlihat dari dr Sumy Hastry dikupas tuntas.
Diketahui, dr Sumy Hastry telah berkecimpung di bidang forensik sejak tahun tahun 2000 silam. Selama bertugas menangani autopsi korban kecelakaan hingga pembunuhan, ia mengaku sama sekali tak merasa takut ataupun jijik.
“Gak juga (takut dan jijik), jadi ya saya juga kadang gak ngerti dengan diri saya. Itu sesuatu pemberian dari Tuhan ya, saya tidak merasakan apa-apa,” ungkap dr Hastry.
Ia menyampaikan bahwa selama ini dirinya hanya berusaha menjalankan tugas dengan baik. Kala itu, dr Sumy Hastry sempat dirundung dokter lain karena menaruh titik tembak pada napi untuk dieksekusi.
“Saya hanya bekerja nih harus saya tolong, sama aja saya juga dibully waktu jadi tim menaruh titik tempel di napi mau ditembak mati. Kan gak ada dokter yang mau,” kenangnya.
Jam terbang yang tinggi membuat wanita kelahiran 1970 bisa mendeteksi waktu kematian jenazah hanya berdasarkan bau.
“Aku membaui jenazah ini meninggal hari keberapa itu bisa tahu karena terbiasa, walaupun gak ada ilmiahnya” pungkas dr Sumy Hastry.
“Aku langsung ngomong penyidik, ‘mas ini meninggalnya udah 6 hari nih’. Penyidik butuh banget waktu kematian untuk cari alibi kan,” lanjutnya.
Load more