LIVESTREAM
img_title
Tutup Menu
News Bola Daerah Sulawesi Sumatera Jabar Banten Jateng DI Yogya Jatim Bali
Ki Hadjar Dewantara, penyadur lagu "L' Internasionale" ke dalam bahasa melayu.
Sumber :
  • istimewa

Internasionale, Lagu Kaum Buruh Sedunia! Di Indonesia Disadur Oleh Ki Hadjar Dewantara

Di Indonesia lirik lagu Internasionale disadur oleh seorang nasionalis, tokoh pendidikan sekaligus wartawan, Ki Hadjar Dewantara, ke bahasa melayu saat itu.

Senin, 1 Mei 2023 - 18:28 WIB

Jakarta, tvonenews.com - Tanggal 1 Mei selalu diperingati sebagai Hari Buruh Internasional atau May Day setiap tahunnya. Peringatan May Day identik dengan aksi buruh yang turun ke jalan untuk menyampaikan aspirasinya.

Tahukah anda, ada lagu yang diakui oleh seluruh gerakan buruh di dunia dan menjadi lagu wajib perjuangan kaum buruh dan kerap dikumandangkan saat berunjuk rasa.

Lagu itu bertajuk "L' Internasionale", lagu kaum buruh sedunia. Di Indonesia lirik lagu ini diterjemahkan oleh seorang nasionalis, tokoh pendidikan sekaligus wartawan dan tokoh bangsa, Ki Hadjar Dewantara.

Tahun ini, genap 152 tahun lamanya “L’Internasionale”, atau kita kenal dengan “Internasionale”, berkumandang di dunia sebagai lagu perjuangan kelas buruh sedunia.

Sejarah Lahirnya "Internasionale" 

Baca Juga :

Sejarah lahirnya lagu “Internasionale” terjadi pada 72 hari masa kejayaan kelas buruh yakni 18 Maret-28 Mei di Paris tahun 1871. 

(Aksi Mayday 1886 menuntut 8 jam kerja. Sumber: Istimewa)

Kelas buruh dan kaum miskin kota dapat mengendalikan alat produksi tanpa majikan dan juga lahan-lahan pertanian direbut dari tangan-tangan tuan tanah dan dikelola secara bersama di bawah pemerintahan Komune Paris yang dibentuk dan dijalankan oleh para buruh. 

“Internasionale” diciptakan oleh seorang buruh transportasi, bernama Eugene Pottier, pada 30 Juni 1871. Saat menciptakan lagu itu, hanya ada 10 buruh yang mendengarkan. 

Namun saat ini jutaan buruh di berbagai dunia setidaknya pernah mendengar lagu ini karena telah disadur dalam 100 lebih bahasa dan kerap dinyanyikan saat unjuk rasa buruh.

Awalnya lagu “Internasionale” dinyanyikan sama persis dengan nada lagu kebangsaan Perancis yaitu “La Marseillaise”. Kemudian pada tahun 1888, Pierre De Geyter, seorang buruh industrial di kota Lillie, membuat komposisi nada secara khusus untuk lirik Pottier. 

Tetapi lagu tersebut belum dinyanyikan sebagai hymne kelas buruh Internasional. 

Barulah pada tahun 1900, lagu Internasionale berkumandang di Kongres Internasional Kedua di Paris serta diadopsi sebagai lagu resminya. Sejak saat itu lah lagu itu mulai menyebar keseluruh dunia. 

(Eugene Pottier, buruh pekerja transportasi yang menciptakan lagu "L' Internasinale". Sumber: istimewa)

L’Internationale disadur ke lebih dari seratus bahasa di dunia. Ada bahasa Inggris, Spanyol, Tiongkok, Arab, Melayu, Indonesia, dan lain-lain. 

Disadur ke bahasa Inggris dengan judul The Internationale, ke Arab menjadi Nasyidu al-Umamiyah, ke Belanda menjadi De Internationale, ke Tiongkok menjadi Yīngdénàxióngnà’ěr dan ke Indonesia menjadi Internasionale. 

Peran Ki Hadjar Dewantara

Ki Hadjar Dewantara orang Indonesia pertama yang menyadur “L’Internationale” dari bahasa Belanda ke bahasa Melayu menjadi tiga bait. Saduran tersebut diterbitkan dalam surat kabar Sinar Hindia No 87, 5 Mei 1920. 

(Ki Hadjar Dewantara, bapak pendidikan nasional sekaligus penyadur lagu "L' Internasionale" ke bahasa melayu.  Sumber: Lp3m.ustjogja.ac.id)

Publikasi terjemahan tersebut dimaksudkan untuk memperingati 1 Mei, sebagai “Hari Raja oenteok segala kaoem Socialist”.

Dari terjemahan Ki Hadjar Dewantara, “Internasionale” tersebar di kalangan pergerakan kemerdekaan di Hindia Belanda. Saat era pra kemerdekaan, “Internasionale” dinyanyikan di rapat-rapat organisasi buruh dan mahasiswa pergerakan untuk membuka dan menutup rapat. 

Tesis dari alumni dan staf pengajar Institut Seni Indonesia (ISI), Budi Prihartanto dan Y Edhi Susilo, menjelaskan bahwa lagu L'Internationale digunakan oleh Ki Hajar Dewantara sebagai cambuk menumbuhkan rasa nasionalisme.

Pada zaman Perang Kemerdekaan, “Internationale” dinyanyikan oleh para aktivis kiri yang dieksekusi. Mereka antara lain Amir Syarifuddin, mantan Menteri Pertahanan (1945-1948) dan mantan Perdana Menteri kedua di Indonesia. 

Di balik estetika gaya bahasa dan pemilihan kata dalam terjemahan L'Internasionale versi Ki Hajar Dewantara, banyak yang mempertanyakan isi beserta maknanya. Hingga saat ini masih banyak menjadi bahan perdebatan di kalangan akademisi, bahkan oleh para penganut paham komunis internasional.

(Ki Hadjar Dewantara. Sumber: istimewa)

Meski Internasionale lekat dengan kaum sayap kiri, namun Ki Hadjar Dewantara bukanlah orang kiri secara institusional.

Ki Hadjar Dewantara bukan anggota Sarekat Islam Merah, bukan juga anggota ISDV (Indische Sociaal Democratische Vereeninging) yang berdiri tahun 1914, bukan pula anggota PKI (Partai Komunis Indonesia) yang berdiri pada tahun 1924.

Mengutip Harahap, Budi Prihartanto dan Edhi Susilo menjelaskan, mudah diduga jika semangat Suwardi ketika menerjemahkan lagu L'Internationoale tentu tak terlepas dari sikapnya yang anti kapitalisme dan imperialisme serta wawasan sosialisme yang dianutnya.

Empat Versi Bahasa Indonesia

Merujuk dari beberapa sumber, “L’Internationale” terdapat empat versi saduran dalam bahasa Indonesia.

Pertama, versi Ki Hadjar yang diterjemahkan dari bahasa Belanda. Kedua, versi “resmi” PKI periode 1951-1965. Ketiga, versi terjemahan A. Yuwinu yang muncul pada 31 Mei 1970. Setahun kemudian pada akhir Desember 1971 muncul versi keempat, dari sebuah komunitas bernama Kolektif Enam Maret.

Merujuk pada artikel yang ditulis Jiwandra Eli, berjudul "Internasionale: Lagu Kaum Buruh Sedunia", Kolektif Enam Maret melakukan kritik terhadap saduran “Internasionale” versi Ki Hadjar Dewantara dan versi PKI. Menurut mereka, kedua versi tersebut kehilangan semangat Komune Paris. 

(Ilustrasi - Komune Paris. Sumber: istock)

Kolektif Enam Maret merilis saduran “Internasionale” yang digubah dari versi bahasa aslinya yaitu bahasa Perancis, serta dibandingkan dengan saduran “Internasionale” dalam versi bahasa Inggris, Jerman, Belanda, Rusia dan Tiongkok.  

Lagu Internasionale di Indonesia

Merujuk data dari Perpustakaan Nasional, sudah lama Indonesia menggelar peringatan 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia. 

Perpustakaan Nasional mengunggah foto berita Antara pada 1946, masyarakat memperingati Hari Buruh dengan melakukan pertemuan di Balai Agung Jakarta, mulai pukul 10.00 WIB pagi. 

Rangkaian acaranya diawali pembukaan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, pemaknaan 1 Mei, pidato, dan dilanjutkan menyanyikan lagu Internationale.

Berikut adalah syair lagu Internasionale versi terjemahan Suwardi Suryaningrat atau Ki Hajar Dewantara:

Bangunlah kaum yang terhina!
Bangunlah kaum yang lapar!
Kehendak yang mulia dalam dunia
Senantiasa bertambah besar

Lenyapkan adat dan faham tua
Kita rakyat sadar! Sadar!
Dunia sudah berganti rupa
Untuk kemenangan kita

Perjuangan penghabisan
Kumpulah melawan
Internasionale
Pasti di dunia

(ito)

Komentar
Berita Terkait
Topik Terkait
Saksikan Juga
Jangan Lewatkan
Tak Bisa Disembunyikan Lagi, Sarwendah dan Betrand Peto Sama-sama Jujur dan Akui Kalau Mereka Sudah Jatuh Hati dengan…

Tak Bisa Disembunyikan Lagi, Sarwendah dan Betrand Peto Sama-sama Jujur dan Akui Kalau Mereka Sudah Jatuh Hati dengan…

Sarwendah dan Betrand Peto akhirnya jujur mengaku sudah jatuh hati dengan sesuatu yang bikin mereka kagum. Apa yang membuat mereka begitu terpikat? Baca di sini
Dilarang Menikah Lagi oleh Betrand Peto Pasca Bercerai dengan Ruben Onsu, Begini Kata Sarwendah

Dilarang Menikah Lagi oleh Betrand Peto Pasca Bercerai dengan Ruben Onsu, Begini Kata Sarwendah

Dilarang menikah lagi oleh Betrand Peto setelah resmi bercerai dari Ruben Onsu, Sarwendah angkat bicara soal alasan Onyo sampai bisa melarangnya. Ternyata...
Tak Mau Tutup-tutupi Lagi, Ruben Onsu Pernah Umbar Hal Buruk yang Dialami Sarwendah, Berani Bicara Kalau Sebenarnya Mantan Istrinya itu...

Tak Mau Tutup-tutupi Lagi, Ruben Onsu Pernah Umbar Hal Buruk yang Dialami Sarwendah, Berani Bicara Kalau Sebenarnya Mantan Istrinya itu...

Tak disangka ternyata jauh sebelum resmi bercerai, Ruben Onsu pernah mengumbar hal buruk yang selama ini dialami oleh mantan istrinya, Sarwendah. Apa itu?
Kejujuran Sarwendah soal Betrand Peto, Akui kini Onyo Sudah Mulai Berani Bicara soal Cinta: Dia Bilang ke Aku Kalau…

Kejujuran Sarwendah soal Betrand Peto, Akui kini Onyo Sudah Mulai Berani Bicara soal Cinta: Dia Bilang ke Aku Kalau…

Baru-baru ini, Sarwendah ungkap kejujuran soal Betrand Peto yang kini makin leluasa bicara cinta. Bagaimana cara Onyo mengungkap perasaan cintanya? Baca di sini
Tanpa Maarten Paes, Media Vietnam Anggap Remeh Gawang Timnas Indonesia Bakal Gampang Dibobol di Piala AFF 2024: Kesempatan untuk Incar Gol dan...

Tanpa Maarten Paes, Media Vietnam Anggap Remeh Gawang Timnas Indonesia Bakal Gampang Dibobol di Piala AFF 2024: Kesempatan untuk Incar Gol dan...

Maarten Paes tidak masuk dalam daftar 33 pemain Timnas Indonesia yang dibawa pelatih Shin Tae-yong ke turnamen sepakbola antarnegara ASEAN tersebut.
Suka Minta Air Doa ke Ustaz atau Kyai itu Termasuk Perbuatan Syirik atau Tidak? Buya Yahya Jawab Jujur, Sebenarnya itu...

Suka Minta Air Doa ke Ustaz atau Kyai itu Termasuk Perbuatan Syirik atau Tidak? Buya Yahya Jawab Jujur, Sebenarnya itu...

Memangnya boleh minta air doa ke ustaz atau kyai untuk tujuan tertentu? Lantas, Bagimana tanggapan Buya Yahya melihat fenomena yang masih marak terjadi itu?
Trending
Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

Keponakan Megawati, Alwin Jabarti Kiemas Jadi Tersangka Judi Online Komdigi, Begini Respons Tegas PDIP

PDIP buka suara berita soal keponakan Megawati Soekarnoputri, yakni Alwin Jabarti Kiemas yang ditetapkan sebagai tersangka kasus judi online. Begini katanya..
Biodata Kependudukan Pengganti KTP Elekteronik Warga Binaan Untuk Salurkan Suara dalam Pencoblosan

Biodata Kependudukan Pengganti KTP Elekteronik Warga Binaan Untuk Salurkan Suara dalam Pencoblosan

Dukcapil Sulawesi Selatan serahkan Biodata Kependudukan pengganti KTP elektronik kepada 75 warga binaan di Lapas Makassar untuk memastikan hak pilih mereka.
Kementrian Komunikasi dan Digital RI, Pemprov Kaltara dan IJTI Dorong Pemberdayaan KIM di Kaltara

Kementrian Komunikasi dan Digital RI, Pemprov Kaltara dan IJTI Dorong Pemberdayaan KIM di Kaltara

Komdigi RI, DISKOMINFO Kaltara dan IJTI PENGDA Kaltara, Gelar Diskusi dan sosialisasi Pentingnya Pengembangan dan Pemberdayaan Komunitas Informasi Masyarakat.
BINUS Online Bisa Berperan Cetak SDM Unggul di Indonesia, Ini Buktinya

BINUS Online Bisa Berperan Cetak SDM Unggul di Indonesia, Ini Buktinya

BINUS Online hadir di kota Makassar untuk jawab tantangan ketimpangan kompetensi SDM di era kini, dan ikut berperan dalam ciptakan SDM yang unggul di Indonesia.
Anda Yakin Salam dalam Shalat pakai wa barakatu Sudah Benar? Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Hukum dalam Islam

Anda Yakin Salam dalam Shalat pakai wa barakatu Sudah Benar? Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Hukum dalam Islam

Sebagaimana dipahami, dalam melaksanakan shalat, tentu harus mengikut apa yang sudah diatur dalam agama Islam. Kata Ustaz Adi Hidayat agar shalat menjadi sah ..
Bertemu Kepala BNN, Ketua MPR Ahmad Muzani Berani Sebut Penguatan Intelijen Perlu Diperkuat Hantam Peredaran Narkoba

Bertemu Kepala BNN, Ketua MPR Ahmad Muzani Berani Sebut Penguatan Intelijen Perlu Diperkuat Hantam Peredaran Narkoba

Ketua MPR RI Ahmad Muzani mendukung upaya penguatan bidang intelijen sebagai salah satu instrumen untuk memberantas peredaran narkoba di tanah air.
Baim Wong Kenalkan Brand Fashion Wanita Buatan Malaysia di Jakarta

Baim Wong Kenalkan Brand Fashion Wanita Buatan Malaysia di Jakarta

Artis Baim Wong menunjukkan Baim perhatian dengan dukung peluncuran brand fashion wanita yang berasal dari Malaysia, di Hutan Kota Pelataran Senayan, Jakarta. 
Selengkapnya
Viral