Wagub Reny Lamadjido Bangkitkan Jejak Toleransi Sang Ayah, Abdul Aziz Lamadjido
- Istimewa
tvOnenews.com - Peresmian Vihara Karuna Dipa di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menjadi momen bersejarah bagi umat Buddha setelah menanti hampir tiga dekade. Setelah 30 tahun berdiri tanpa peresmian, akhirnya rumah ibadah ini diresmikan langsung oleh Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, Reny Lamadjido, pada sebuah acara yang penuh haru dan kebanggaan.
Momen ini terasa semakin bermakna karena peletakan batu pertama Vihara Karuna Dipa pada 20 Juli 1995 dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Tengah ke-8, Abdul Aziz Lamadjido—ayah kandung dari Wagub Reny Lamadjido. Sejarah yang terputus itu akhirnya tersambung kembali lewat tangan sang putri, menghadirkan simbol kuat tentang komitmen keluarga Lamadjido terhadap toleransi, kerukunan, dan penghormatan pada keberagaman di Sulawesi Tengah.
Ketua Umum (Sanghanayaka) Dewan Pimpinan Sangha Theravada Indonesia (STI), Bhikkhu Sri Subhapanno Mahāthera, dalam sambutannya mengenang jasa Abdul Aziz Lamadjido yang sejak awal menunjukkan keberanian dan ketulusan dalam mendukung pembangunan rumah ibadah lintas agama. Ia menyampaikan rasa hormat dan terima kasih atas dilanjutkannya perjuangan tersebut oleh Reny Lamadjido.
“Dulu 30 tahun lalu, Bapak Abdul Aziz Lamadjido lah yang meletakkan batu pertama pembagunan Vihara ini. Hari ini putrinya, Ibu Reny Lamadjido yang meresmikannya terima kasih banyak dan tentunya ini menjadi berkah bagi kami Umat Buddha Sulawesi Tengah,” kata Bhikkhu Sri Subhapanno Mahāthera.
Sementara itu, Reny Lamadjido, menyampaikan harapannya agar Vihara Karuna Dipa menjadi sumber inspirasi bagi generasi muda untuk menumbuhkan nilai-nilai cinta kasih, toleransi, dan perdamaian. Reny Lamadjido mengungkapkan rasa syukur atas peresmian Vihara Karuna Dipa setelah 30 tahun proses pembangunan. Ia juga menyoroti kekompakan umat Buddha di Sulawesi Tengah, khususnya generasi muda.
"Walaupun dalam waktu 30 tahun baru bisa diresmikan, tapi luar biasa bangunannya. Saya lihat di depan dan betul-betul bisa digunakan oleh seluruh umat muda yang khususnya ada di Sulawesi Tengah," ucap Reny Lamadjido.
Dengan peresmian ini, umat Buddha di Sulawesi Tengah akhirnya memiliki rumah ibadah yang sepenuhnya sah dan diakui, sekaligus menegaskan bahwa pemerintah daerah berdiri untuk semua umat beragama tanpa kecuali. Sebuah penanda bahwa nilai toleransi tidak hanya diwariskan—tetapi terus diperjuangkan.(chm)
Load more