Untuk bidang ketahanan pangan, sebesar 5,5 triliun. Angka tersebut menurun 1,8 persen. Untuk pemanfaatan melalui belanja K/L, sebesar Rp5,4 triliun, dan TKD sebesar Rp0,1 triliun.
"Kita mengeluarkan Rp5,5 triliun itu sedikit menurun daripada tahun sebelumnya. Pemanfaatannya dimulai dari membangun bendungan, jaringan irigasi, hingga memberikan bantuan kepada para peternak, dan juga kepada asuransi pertanian karena mereka menghadapi musim yang tidak pasti," jelasnya.
Untuk bidang sosial, Pemerintah membantu Rp74,7 triliun, atau menurun sebesar 7,7 persen daripada tahun lalu. Pemanfaatan melalui belanja K/L sebesar Rp35,9 triliun, melalui belanja non-K/L sebesar Rp37,5 triliun, serta belanja TKD sebesar Rp1,1 triliun.
Sri Mulyani lantas menjelaskan realisasi anggaran di bidang pendidikan mencapai Rp119,1 triliun. Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 29,9 persen. Pemanfaatan melalui belanja K/L sebesar Rp28,3 triliun, melalui belanja non-K/L sebesar Rp249,4 miliar, dan belanja TKD sebesar Rp75,5 triliun.
"Untuk belanja pendidikan mengalami kenaikan yang luar biasa, 29,9 persen naik dari tahun lalu, dan kalau dilihat dari levelnya Rp119 triliun itu adalah level tertinggi dalam 5 tahun terakhir. Pemanfaatannya dari mulai untuk gaji pengajar, beasiswa, biaya operasi sekolah, sampai tunjangan untuk profesi guru yang PNS maupun non-PNS," ujar Sri Mulyani.
Di bidang infrastruktur, Pemerintah telah merealisasikan anggaran tematik sebesar 42,4 triliun, meningkat tipis 1,8 persen.
Untuk pemanfaatannya, sebesar Rp22,4 triliun digunakan melalui belanja K/L, Rp14,0 triliun melalui TKD, serta melalui pembiayaan sebesar Rp6,0 triliun untuk penyaluran pembiayaan perumahan kepada 16.647 unit rumah.
Load more