Pada pertemuan tersebut, Menko Muhadjir selaku Ketua Pilar Sosial Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community) menyebut akan dibentuk Deklarasi ASEAN tentang pembangunan keluarga yang berbasis nilai budaya dan adat istiadat masyarakat ASEAN.
Konsep ini merupakan upaya Muhadjir untuk mengentaskan pengaruh gagasan-gagasan dari negara barat yang tidak kompatibel dengan strategi pembangunan keluarga di kawasan ASEAN, termasuk Indonesia dan Singapura.
“Karena itu, beliau menawarkan sebaiknya saat pertemuan nanti (Sidang Tingkat Menteri ASCC) ada rancangan deklarasi untuk pembangunan keluarga ASEAN dan akan diikuti dengan langkah-langkah yang lebih konkrit misalnya riset tentang berbagai macam hal yang berhubungan dengan keluarga untuk ASEAN,” jelasnya, melansir dari keterangan resmi.
Hubungan bilateral antara Indonesia dan Singapura ini dilakukan terkait kerja sama di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, dan pembangunan keluarga pada November 2022 silam.
Implementasi kerja sama ini antara lain, sharing, praktik, pertukaran informasi, serta program pelatihan untuk memperkuat pembangunan keluarga Indonesia-Singapura.
“Saya berharap kerja sama ini terus ditingkatkan dan diimplementasikan dengan baik melalu program-program yang tepat sasaran, salah satunya menyasar pada isu pemberdayaan ekonomi keluarga,” tutur Muhadjir.
Hubungan bilateral Indonesia-Singapura ini berjalan sebagai mitra dagang terbesar ketiga untuk Indonesia; pengembangan pendidikan; riset, teknologi, serta pelatihan; mitra penanggulangan terorisme di Asia Tenggara; dan akses sumber energi terdekat dari Singapura.
tvonenewsSebagai informasi, Turut hadir pula Duta Besar Singapura Kwok Fook Seng, Chief Executive Officer Majlis Ugama Islam Singapura (MUIS) Kadir Maideen, Direktur Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga Alvin Goh, Manajer Senior Kementerian Pembangunan Sosial dan Keluarga Ng Xiao Quan beserta jajarannya. (agr/ade)
Load more