dr Sumy Hastry Purwanti Ahli Forensik Jadi Saksi Meledakkan Diri Noordin M Top 14 Tahun Lalu: CCTV Aja Kalah!
- Kolase tim tvOnenews.com
Keduanya melakukan wawancara di Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Semarang. dr Sumy Hastry mengatakan jenazah Noordin M Top setelah meledakkan diri, dibawa ke rumah sakit tersebut tepatnya di ruang jenazah tempat Denny dan dr Hastry melakukan wawancara.
“Beberapa kali pernah terorism di Wonosobo, Solo, dan ada Noordin M Top dulu 2009,” ungkap dr Hastry yang pernah melakukan pekerjaannya sebagai tim dokter saat menangani kasus terorisme.
Ia mengatakan jenazah sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polri, Semarang sebelum dibawa ke Jakarta untuk melakukan proses autopsi.
“Iya, dulu di sini. Kita periksa terus dibawa ke Jakarta,” ujarnya.
dr Hastry mengaku sempat belajar mengenai ilmu forensik Post Blast Injury di Australia. Namun saat terjadinya penyergapan tersebut, ia belum menerima ilmu tersebut.
“Waktu itu saya belum belajar, Post Blast Injury nya tahun 2011,” kata dr Hastry.
Sebagai ahli forensik kepolisian, Ia menjelaskan ilmu tersebut sangat penting di dunia forensik untuk mengetahui bagaimana terjadinya seseorang meninggal akibat ledakan bom maupun tembakan yang kerap terjadi pada kasus terorisme.
“Memang penting sekali, saya belajar tentang luka karena ledakan termasuk karena senjata api itu membuktikan memang bomnya itu dimana gitu. Apakah betul korban itu membawa Bom, apakah bom itu ada di dekatnya, atau korban ada di deket yang bawa bom atau jauh itu dari luka-lukanya,” jelasnya.
“Itu (hasil forensik) tidak bisa bohong, CCTV juga kalah dari kita yang identifikasi. Kita juga harus tahu, dia atau bukan sih yang membawa bom,” lanjutnya.
Kala itu, dr Hastry ditugaskan untuk siaga selama 3 hari saat terjadinya penyergapan terhadap teroris kelas kakap tersebut.
“Saya ingat sekali proses penangkapannya Noordin M Top disiarkan live di TV di Solo. Saya ingat, saya ngikutin dari pagi sampai sore,” ucap Denny Darko kepada dr Hastry.
“(Saat penangkapan itu) saya sudah 3 hari ada di TKP,” ungkap dr Hastry.
“Oh gitu?” tanya Denny Darko.
“Setelah diperiksa di sini, kita bawa ke Jakarta untuk di autopsi. Disana, menunggu keluarganya untuk mengambil, Keluarga dari Malaysia,” jelas dr Hastry.
Load more