Medan, tvOnenews.com - Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) menampung setiap masukan maupun gagasan berkaitan dengan upaya pengembangan kawasan pariwisata di salah satu daerah super prioritas tersebut.
Baru-baru ini, muncul wacana pembangunan ‘healing entertainment’ di Danau Toba yang merujuk pada Genting Hihgland, Malaysia. Usulan itu datang dari Direktur Utama Riyadh Group Indonesia, Belly Saputra Datuk Jano Sati dalam pertemuan antara asosiasi pengembang properti REI dan BPODT.
“Sebenarnya wacana itu muncul ketika kami, dari BPODT bekerjasama dengan REI melakukan Toba Investment Forum, jadi dalam rangka HUT REI, rekan-rekan dari REI seluruh Indonesia datang ke Sumut, salah satunya mengunjungi Toba Kaldera Resort. Ketika diskusi di forum itu ada usulan dan pertanyaan dari pak Datuk Belly, bagaimana kalau, ada ngk kalau kami mau investasi ‘healing entertainment’ di sini seperti apa? Itu sih sebenernya awalnya. Jadi diskusi itu dimulai dari usulan kandidat investor dan pengurus REI Indonesia,” kata Direktur Bisnis Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT, Raja Malam Ukur Tarigan.
Menurut Raja, pihaknya tengah fokus menyelesaikan master plan yang telah dirancang BPODT, terutama dalam hal investasi di bidang akomodasi. Saat ini, BPODT mengelola sekitar 386 hektar kawasan otoritatif pariwisata yang telah dibagi ke beberapa kavling pembangunan.
“Jadi sebenernya yang spesifik untuk ‘healing entertainment’ ini, apalagi Gentingnya Indonesia ini sebenernya tidak ada di dalam lot kami. Dari 39 lot, 26 lot itu untuk hotel resort, kemudian sisanya untuk atraksi pariwisata. Jadi sama sekali belum ada di lot kami,” kata Raja.
Sementara itu, terkait wacana ‘healing entertainment’ di kawasan Super Prioritas Danau Toba, BPODT juga belum menyampaikan ide tersebut kepada Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno. Meskipun pencetus wacana tersebut, yaitu Datuk Belly, tertarik untuk berinvestasi.
“Sebenarnya sampai sekarang kami belum menyampaikan apa-apa ke Kemenparekraf, karena kami mau fokus ke master plan yang ada saja dulu. Tahun ini sudah ada dua investor yang mau groundbreaking. Di tahun-tahun mendatang saya tidak tahu seperti apa,” terang Raja.
Disinggung mengenai usulan deposito Rp1 miliar kepada pengunjung yang akan menikmati wisata ‘healing entertainment’ apabila wacana tersebut terealisasi, Raja menegaskan perlu proses panjang apabila wacana tersebut direalisasikan. Namun, pihaknya menampung setiap gagasan berkaitan dengan pengembangan kawasan prioritas pariwisata.
“Ini sebenarnya wacana Datuk Belly, konsepnya secara lisan beliau sampaikan. Ada ‘healing entertainment’, atraksi ini dan itu, kalau masuk harus begini, begitu, masih wacana, sih. Dan ini pun butuh diskusi panjang lah, mulai dari menyampaikan surat minat, kemudian menyiapkan master plan dan lain-lain, dan ujung-ujungnya kami pasti minta Dewan Pengarah, Kemenparekraf. Tapi untuk sementara ini, tidak lah, kami masih fokus pada master plan yang sedang kami kerjakan,” tutup Direktur Bisnis Pariwisata dan Kelembagaan Kepariwisataan BPODT, Raja Malam Ukur Tarigan. (wna)
Load more