Fikri Anak Freddy Budiman Ungkap Momen Ayahnya Terjerumus Narkoba hingga Menjadi Bandar Besar Narkoba
- Kolase tvOnenews.com
Jakarta, tvOnenews.com - Gembong Narkoba Freddy Budiman namanya kembali menjadi perbincangan publik. Hal itu seiring dengan Ferdy Sambo yang divonis hukuman mati oleh Majelis Hakim atas kasus pembunuhan berencana Brigadir J, Rabu (8/3/2023).
Mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo masuk ke dalam daftar sederet orang divonis hukuman mati di Indonesia, yang bisa dihitung jari.
Hukuman mati adalah hukuman pidana yang masih menjadi perdebatan dari berbagai kalangan, dari masyarakat hingga pakar hukum di Indonesia.
Diketahui, hanya segelintir terdakwa dari jutaan perkara di Indonesia yang mendapatkan vonis hukuman mati. Diantaranya yang tercatat adalah Freddy Budiman, Amrozi, Mukhlas, Imam Samudra dan Mary Jane.
Momen pertama kali Freddy Budiman mengenal narkoba hingga menjadi bandar besar di Indonesia.
Diketahui, Freddy Budiman memiliki 5 istri, setiap istri memiliki 1 anak kecuali yang terakhir yakni istri kelima yang bernama Henny Christoffel alias Hani dinikahi ketika di Sel.
Fikri Budiman selaku anak Freddy Budiman dari istri kedua ini angkat bicara soal momen ayahnya pertama kali mengenal narkoba.
Fikri mengaku ayahnya orang yang jujur, bahkan ketika ditanya soal narkoba pun dia selalu menjawab dan terbuka.
“Papa tuh sering jujur kalau aku tanya tentang narkoba, misalnya pertama kali mengenal Narkoba,” ujar Fikri Budiman yang dilansir dari tayangan Podcast Aiman Kompas TV, pada Senin (27/2/2023).
Freddy Budiman sang bandar narkoba itu pertama kali mengenal narkoba ketika dirinya masih menempuh pendidikan SMA di Surabaya.
"Papa nggak pernah nyebutin tahunnya, tapi dari masalah sekolah sih papa, SMA di Surabaya. Papa sudah bandel udah make (narkoba), akhirnya didorong di Surabaya tuh dulu kan 'masih muda ya' narkoba itu enggak sesulit sekarang, papa cerita seperti itu," ungkapnya.
Fikri Budiman menyatakan bahwa Freddy ayahnya dulu hanya seorang pemakai hingga menemukan celah untuk menjadi bandar narkoba.
"Bandel-bandelnya mungkin pemakai, sampai mungkin akhirnya papa melihat satu rongga nih, suatu lubang untuk berjualan," ucapnya.
Lebih lanjut, Fikri menyatakan bahwa ayahnya sebenarnya tidak mau untuk bisnis narkoba. Tapi harus ia lakukan karena keadaan yang menuntut.
Load more