Jakarta, tvOnenews.com - Nama sang gembong narkoba Freddy Budiman kembali mencuat ke publik. Hal itu seiring dengan Ferdy Sambo yang dijatuhi hukuman mati oleh Majelis Hakim PN Jaksel, Kamis (2/3/2023).
Freddy Budiman dieksekusi mati pada usianya menjelang 40 tahun. Pria kelahiran Surabaya itu dieksekusi mati hanya 11 hari setelah ulang tahunnya yang ke-39.
Lalu, Freddy dimakamkan di kota kelahirannya Surabaya, Jawa Timur. Freddy dikenal sebagai gembong narkoba paling disegani di Indonesia dengan jaringan kelas internasional. Bahkan, ia aktif terlibat mengatur transaksi peredaran narkoba di luar penjara saat dirinya telah dipenjara.
Terpidana mati Freddy Budiman saat akan diterbangkan ke Nusakambangan. (Photo : Dok Kemenkum Ham)
Tujuh tahun pasca kematian Freddy Budiman, masih ada cerita yang masih tertinggal dari Lapas Nusakambangan, terutama pasca eksekusi mati terpidana hukuman mati kasus narkoba.
Jurnalis senior tvOne, Ecep S Yasa melakukan wawancara eksklusif bersama terpidana hukuman mati Freddy Budiman menjelang eksekusi matinya di LP Nusakambangan.
Dalam Program Telusur tvOne yang bertajuk 'Mencabut Nyawa Gembong Narkoba' yang diunggah pada tahun 2016 menjelang eksekusi kematian sang gembong narkoba.
Jurnalis Senior tvOne menyinggung soal kabar bahwa Freddy Budiman sangat tersiksa saat ditempatkan di sel isolasi lapas Batu. Bahkan, memutuskan ingin bunuh diri selama disana.
"Kalau saya tersiksa sih tidak begitu juga, yang saya harapkan dari Lapas Batu saya hanya dimanusiakan disitu," ujarnya.
"Setelah masa orientasi saya jalani, masalah pelanggaran saya jalani F1,F2. Saya minta keadilan juga waktu di lapas batu," lanjutnya.
Freddy Budiman mengaku pada saat itu dirinya ditahan di penjara kemanan super maksimal. Hingga pihak petugas penjara tak mengizinkan dirinya bertemu keluarganya.
"Hanya selembar baju, selembar celana. Itu selama 20 harian saya jalan. Saat itu saya sendirian dan pintu yang berlapis-lapis ya, tanpa dipertemukan sama orang, siapapun. Sampai keluarga saya juga berkunjung tidak bisa bertemu," ungkapnya.
Jurnalis senior tvOne, Ecep S Yasa melakukan wawancara eksklusif bersama Freddy Budiman.
Lebih lanjut, Ecep S Yasa menanyakan kembali soal Freddy Budiman sempat ingin mengakhiri hidupnya di dalam sel dengan melilitkan kain di lehernya.
"Itu sudah sempet terpikir sih, saya pikir 'lebih baik mati aja nih' daripada bikin susah orang. Kalau apa-apa kena imbasnya semua," ungkap Freddy.
Pada kesempatan itu juga, Freddy Budiman menyatakan betapa berbahayanya efek narkoba. Dan tidak memberitahu anaknya dirinya dihukum atas kasus narkoba.
Diketahui, Freddy Budiman memiliki 5 istri dan 1 anak dari masing-masing istri, kecuali istri kelima yang dinikahi saat di Sel yang henny christoffel.
Freddy Budiman dan Fikri Budiman.
Salah satu anak Freddy Budiman yang cukup terkenal adalah Fikri Budiman, pria berusia 24 tahun itu aktif di media sosial dan youtube membagikan kisah kehidupan sang ayah dan kisah taubatnya.
"Dan saya menekan diri saya untuk tidak memberitahu ini narkoba kepada anak-anak saya. Karena saya tahu gimana narkoba itu dahsyatnya kekuatan dia untuk merusak orang," ujarnya.
"Dari sisi itu saya ambil hikmahnya bahwa anak tidak boleh tahu saya dihukum, dan jangan sampai tahu," sambungnya.
Freddy Budiman mengungkapkan keinginan bahwa anaknya dapat menjadi kebanggaan keluarga.
"Saya ingin mereka menjadi kebanggaan untuk saya, walaupun dalam hati saya begini. Saya bersyukur sama keluarga saya," ujarnya.
Sebagai informasi, inilah sel isolasi yang digunakan menampung terpidana hukuman mati sebelum akhir-akhir mereka jelang eksekusi mati, sel isolasi ini bertempat Lapas Kelas I Batu, Cilacap, Jawa Tengah.
Tidak boleh sembarang orang masuk ke lingkungan kawasan isolasi tersebut, hanya keluarga, rohaniawan, kuasa hukum serta jaksa yang diperkenankan masuk.
Noor Achmar selaku Jampidum Kejaksaan Agung pada saat itu mengumumkan bahwa Freddy dieksekusi di Nusakambangan, Jawa Tengah. Dia satu dari empat yang ditembak mati atas kasus narkotika. Tiga orang lain yang dieksekusi setelah dirinya adalah warga negara asing.
Sekitar pukul 06.00 pagi WIB pada Jumat, 29 Juli 2016, lima mobil ambulans keluar dari Lapas Nusakambangan pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah mengantarkan masing-masing jenazah terpidana hukuman mati yang telah dieksekusi. (ind)
Load more