Nah Loh! Sebut Hidup Mewah Gerus Kepercayaan Rakyat, Dirjen Pajak Malah Naik Moge, Menkeu Marah Besar
- Istimewa
Selain itu, koleksi mobil antik milik Dirjen Pajak itu, yakni Jeep Willys dan Jeep Cherokee. Tak hanya itu saja, kekayaan berupa kendaraan bermotornya ada yang lain, hingga totalnya bernilai Rp947 juta.
Masih dilansir dari akun media sosial instagram tersebut, bahwa akun instagram Belasting Rijder yang merupakan komunitas penggemar motir Ditjen Pajak, menghapus semua postingannya.
Untuk diketahui, sebelum dan sejak berita ini diterbitkan, tim tvOnenews.com mencoba mengkonfirmasi kebenaran pemberitaan ini kepada Ditjen Pajak dan Kemenkue.
Selain itu, dari pantauan tvOnenews.com, beredarnya informasi soal Ditjen Pajak mengendarai moge menuai komentar netizen yang bernada satire (sindiran).
"Yuk masyarakat indonesia yang taat bayar pajak karna para pejabat perlu dana untuk foya foyaa," tulis salah seorang netizen.
"Inget awal tahun gembor-gembor berita bonus naik Karena pegawai pajak memenuhi target penarikan pajak. Sekarang gimana? Sudah pada nikmatin belum bonusnya?," tulis netizen.
- Menkeu RI, Sri Mulyani Indrawati Marah Besar
Buntut dari beredarnya potret-potret tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) RI, Sri Mulyani Indrawati marah besar.
Srikandi Indonesia itu pun menyindir anak buahnya jika ingin hidup rileks dan bersantai tidak perlu mengendarai moge, cukup berjalan kaki jauh lebih sehat.
“Jadi meskipun itu kita dapatnya dari uang halal, dapat belinya dari gaji kamu, pengin sedikit rileks, yaudah rileksnya sekarang enggak usah pakai motor gede, jalan kaki aja sama saya muter-muter Senayan itu sehat, makan bubur ayam itu juga sehat,” sindir Sri Mulyani, saat menghadiri Economic Outlook 2023 CNBC Indonesia, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Kendati demikian, wanita yang pernah menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia ini meminta masyarakat agar tidak memiliki persepsi buruk kepada pegawai Kemenkeu, terutama Ditjen Pajak.
Meski mereka memiliki moge seharga Rp150 juta, tidak serta-merta menggunakan uang rakyat untuk kepentingan pribadi.
“Publik telah menghakimi, beli motor Rp150 juta, as if kita ambil tadi Rp1.700 triliun, ya enggak lah. Jangan persepsikan mereka yang digaji kemudian dia seolah-olah enjoy luxury-nya,” pungkas Sri.
Load more