Jakarta, tvOnenews.com - Kegemukan bukan satu-satunya seorang anak terindikasi menderita penyakit Diabetes Militus. Bahkan, tubuh kurus pun bisa terindikasi penyakit Diabetes yang tengah menjadi momok di tengah masyarakat saat ini.
Oleh karenanya, Ayah dan bunda perlu waspada jika si kecil yang mudah sekali merasa lapar dan haus, namun berat badannya tak kunjung bertambah tapi justru menjadi semakin kurus, waspadai gejala penyakit Diabetes Militus.
Nafsu makan anak yang berlebihan, terutama kecintaan anak pada panganan tinggi gula juga perlu diwaspadai oleh orang tua. Apalagi, jika kegemukan disertai munculnya parut kehitaman menyerupai daki di bagian tengkuk, leher, ketiak serta lekuk sikut perlu diwaspadai terindikasi penyakit Diabetes Militus.
Bila si kecil mengalami dua kondisi seperti di atas, tidak ada salahnya ayah dan bunda memeriksakan kadar gula anak. Karena hal-hal yang terjadi pada anak di atas merupakan sebagian dari gejala diabetes melitus.
Diabetes melitus adalah kondisi medis kronis yang menyebabkan masalah dengan kemampuan tubuh untuk mengubah makanan - terutama gula (karbohidrat) - menjadi bahan bakar bagi tubuh.
Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI Dr Muhammad Faizi, SpA(K) dalam sebuah webinar beberapa waktu lalu mengatakan, satu teori menyebutkan jika gaya hidup dan pola makan menjadi faktor utama pemicu meningkatnya kasus diabetes tipe 2 pada anak-anak. Hal ini dipicu dari minimnya ruang gerak dan aktivitas anak, namun asupan pangan dengan indeks glikemik tinggi terus meningkat dan merangsang insulin keluar dalam waktu kronik.
Faizi pun meminta para orang tua untuk bisa menjaga pola makan anak yang sehat dan tetap beraktivitas supaya terhindar dari diabetes tipe 2. "Selain masalah berat badan atau gaya hidup, faktor risiko lain diabetes tipe 2 pada anak-anak termasuk genetik atau ada riwayat keluarga dengan diabetes," jelas Faizi.
Healthychildren juga menyebutkan ada faktor lain yang menyebabkan diabetes tipe 2 pada anak seperti dilahirkan dari ibu yang menderita diabetes saat hamil (diabetes gestasional), atau masalah medis lain yang memengaruhi cara tubuh menangani insulin.
Meski bukan penyakit menular, Diabetes Melitus perlu diwaspadai, karena jika tidak terkontrol akan menyebabkan banyak komplikasi lain seperti gagal ginjal, gagal jantung, kebutaan, kerusakan sistem saraf dan penyakit kronis lainnya.
Karena alasan itulah Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyebut diabetes sebagai induk dari segala penyakit kronis tidak menular. "Ini adalah penyakit tidak menular yang menggerogoti tubuh bila tidak terkendali dan juga menggerogoti biaya kesehatan yang tidak sedikit," ujar Piprim.
Piprim mengatakan, bahwa bila sejak kecil seseorang sudah terdiagnosa diabetes tipe 1 atau tipe 2, maka potensi untuk mengalami penyakit tidak menular kronis lain saat dewasa akan jauh lebih tinggi.
Oleh sebab itu, bila seorang anak sudah terdiagnosa diabetes maka penting sekali untuk melakukan kendali metabolik dan terkontrol supaya anak dengan diabetes bisa memiliki kualitas hidup yang baik.
"Begitu sudah didiagnosa diabetes maka there's no turning back, ini penyakit seumur hidup dan anak itu sampai besar harus hidup dan berdamai dengan diabetes dalam tubuhnya," jelas Piprim.
Meskipun tidak ada obat untuk diabetes, anak-anak dengan penyakit ini dapat menjalani kehidupan normal jika kadar gula dalam darah tetap terkendali. (mii)
Load more