Sebelumnya, Korea Utara menembakkan lusinan rudal sebagai reaksi kemarahan terhadap latihan udara bersama antara Korea Selatan dan Amerika Serikat yang digambarkan oleh Korea Utara sebagai latihan invasi.
Militer Korea Utara mengklaim bahwa peluncuran rudal sebelumnya merupakan simulasi tanpa ampun dalam menyerang target utama di Korea Selatan dan Amerika Serikat seperti pangkalan udara dan sistem komando operasi.
Pihaknya menambahkan bahwa peluncuran tersebut sebagai tanggapan yang tepat terhadap latihan angkatan udara gabungan yang disebut “Vigilant Storm” antara Amerika Serikat dan Korea Selatan yang telah berakhir pada Sabtu pekan lalu.
Peluncuran rudal balistik kali ini juga dilakukan saat penghitungan suara dalam pemilihan paruh waktu Amerika Serikat sedang berlangsung.
“Korea Utara ingin menunjukkan jangkauan teknologi rudal mereka melalui tes ini, tetapi tidak semua peluncuran harus mengungkapkan kemajuan teknologi terbaru,” kata Soo Kim, seorang analis keamanan dari Rand Corporation yang berbasis di California. dikutip dari APNews pada Rabu (09/11/2022).
“Mungkin kepentingan Korea Utara untuk menyimpan beberapa kemampuan modernnya sebagai cadangan dan mengujinya pada kesempatan yang tepat. Kim Jong-un, sekali lagi, memainkan permainan yang lebih lama,” tambah Soo Kim. (mg3/put)
Load more