Jakarta - Puluhan wanita menggendong anaknya masing-masing di sebuah klinik di Zimbabwe untuk mendapatkan vaksin campak untuk anak-anak mereka di tengah wabah mematikan di Afrika Selatan.
Tetapi, mereka dibawa ke ruang belakang untuk melakukan vaksinasi yang dilakukan secara diam-diam karena bertentangan dengan doktrin agama mereka yang melarang menggunakan obat-obatan modern.
“Munculnya wabah campak membuat anak-anak sekarat sehingga mereka sekarang datang secara diam-diam dan kami membantu mereka,” kata Lewis Foya, seorang perawat di klinik tersebut, dikutip dari laman Ap Newsroom pada Jumat (23/9/2022).
Menurut Menteri Penerangan Zibabwe, Monica Mutsvangwa, lebih dari 700 anak meninggal karena campak di Zimbabwe karena wabah yang pertama kali dilaporkan pada bulan April. Banyak yang tidak divaksinasi karena alasan agama.
Lebih lanjut, pemerintah telah mengumumkan upaya vaksinasi, tetapi sama halnya seperti Covid-19, beberapa kelompok agama dengan keras kepala menentang vaksin dan menghalangi kampanye tersebut.
Kelompok Apostolik yang memasukkan kepercayaan tradisional ke dalam doktrin pentakosta, termasuk yang paling skeptis terhadap pengobatan modern di Zimbabwe. Pengikut kelompok itu menaruh iman mereka dalam doa, air suci, dan tindakan lain untuk menangkal penyakit atau menyembuhkan penyakit.
“Mereka memiliki keyakinan bahwa jika mereka divaksinasi, mereka menjadi najis sehingga doktrin yang mereka turunkan kepada wanita,” kata Foya.
Dia mengatakan patriarki di gereja berarti perempuan tidak memiliki kekuatan untuk secara terbuka mengatakan tidak terhadap instruksi, sehingga kondisi kesehatan anak-anak dalam bahaya.
Jadi untuk menyelamatkan anak-anak mereka, beberapa ibu-ibu mengunjungi klinik secara diam-diam atau bahkan kadang-kadang mereka datang pada malam hari atau tanpa sepengetahuan suami mereka.
Selanjutnya, sekelompok anggota gereja apostolik yang terbuka terhadap pengobatan modern telah berupaya untuk mengubah pandangan gereja. Tetapi, pihaknya juga menyarankan para wanita untuk melawan aturan gereja jika itu membantu anak-anak mereka.
“Kami mendorong para wanita untuk memvaksinasi anak-anak mereka, mungkin pada malam hari,” kata Debra Mpofu, anggota Apostolic Women Empowerment Trust.
“Sangat penting bagi para wanita untuk melindungi anak-anak mereka, jadi penting bagi mereka untuk menyelinap keluar,” tambahnya.
Kerahasiaan ini diperlukan karena sebelumnya ada anggota keluarga yang diketahui pernah mengunjungi pusat pelayanan kesehatan itu dipermalukan bahkan dilarang mengikuti kegiatan gereja.
Lebih lanjut, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan tentang peningkatan jumlah campak di negara-negara yang rentan karena Covid-19 dan lebih dari 40 negara menunda kampanye imunisasi reguler mereka.
Selanjutnya, UNICEF mengatakan sekitar 25 juta anak di seluruh dunia telah melewatkan imunisasi rutin terhadap penyakit anak dan menyebutnya sebagai peringatan merah untuk kesehatan anak.
Secara global, WHO dan UNICEF melaporkan terjadi lonjakan sebesar 79% campak dalam dua bulan pertama pada tahun 2022 dan memperingatkan potensi wabah besar. Anak-anak dan wanita hamil paling berisiko terkena penyakit campak yang merupakan salah satu penyakit paling menular dan dapat dicegah dengan vaksin. Diketahui, lebih dari 95% kematian akibat dari campak terjadi di negara-negara berkembang.
Wabah campak di Zimbabwe pertama kali dilaporkan di provinsi Manicaland Timur setelah pertemuan gereja dan telah menyebar ke seluruh negeri. Pemerintah setempat dengan dukungan dari UNICEF, WHO, serta organisasi non-pemerintah lainnya telah memulai kampanye vaksinasi yang menargetkan jutaan anak.
Disisi lain, di klinik Mbare, seorang ibu mengatakan bahwa orang-orang telah belajar dari keraguan vaksin yang lazim selama pandemi Covid-19.
“Banyak orang yang salah informasi selama periode Covid-19 itu karena mereka diberitahu bahwa ketika Anda divaksinasi akan ada efek sampingnya,” kata sang ibu, Winnet Musiyarria.
“Jadi karena itu banyak orang kehilangan nyawa dan penting bagi semua orang untuk menganggapnya serius. Jadi ketika saya mendengar tentang campak, saya hanya mengatakan bahwa saya harus membawa anak-anak saya ke rumah sakit dan memvaksinasi mereka,” tambahnya.(mg1/mut)
Load more