Jakarta - Presiden Kenya yang baru dilantik, William Ruto mengatakan bahwa perubahan iklim akan menjadi kunci agenda pemerintah dan membuat janji ambisius untuk meningkatkan energi bersih dan menghapuskan bahan bakar fosil untuk listrik pada 2030.
“Di negara kita, perempuan dan laki-laki, kaum muda, petani, pekerja, dan masyarakat lokal menderita akibat darurat iklim,” ucap Presiden William Ruto pada pidato pelantikannya di Kompleks Olahraga Internasional Moi Nairobi, dikutip dari AP Newsroom, Selasa (13/9/22).
Mengambil isyarat dari komitmen negara yang direvisi tentang perubahan iklim yang diajukan ke PBB, yang dikenal sebagai kontribusi yang ditentukan secara nasional.
"Kita harus bertindak segera untuk menjaga tingkat pemanasan global di bawah 1,5 Celcius, membantu mereka yang membutuhkan dan mengakhiri kecanduan bahan bakar fosil," tambahnya.
“Kenya sedang dalam transisi menuju energi bersih yang akan mendukung pekerjaan, ekonomi lokal, dan industrialisasi berkelanjutan. Kami menyerukan semua negara Afrika untuk bergabung dengan kami dalam perjalanan ini. Afrika dapat memimpin dunia. Kami memiliki potensi besar untuk energi terbaru. Mengurangi biaya teknologi energi pembaruan menjadikan ini sumber energi yang paling layak,” jelasnya.
Langkah itu disambut baik, mungkin memiliki waktu yang terlalu ketat mengingat kekeringan dahsyat saat ini di Afrika sangat merusak pembangkit listrik tenaga air, menurut Evans Mukolwe, mantan kepala Departemen Meteorologi Kenya.
Dia menambahkan bahwa kecuali upaya yang disengaja dilakukan untuk meningkatkan panas bumi dan tenaga surya, tujuan baru presiden mungkin sulit untuk dicapai.
Ruto, yang memenangkan pemilihan presiden Agustus, dilantik sebagai presiden kelima Kenya. Dia menggantikan Presiden Uhuru Kenyatta yang mengundurkan diri setelah menjalani dua periode pada masa jabatan konstitusional.
Presiden Ruto juga akan mengambil alih posisi Kenyatta sebagai ketua Komite Kepala Negara Afrika untuk Perubahan Iklim, yang merupakan badan pembuat keputusan tertinggi di benua itu tentang masalah iklim.
Selama konferensi iklim PBB yang akan datang di Sharm el Sheikh di Mesir November ini, Ruto mengatakan dia akan memimpin benua itu dalam menegosiasikan pengiriman keuangan dan teknologi ke benua itu untuk mendukung negara-negara yang menangani dampak perubahan iklim.
Melansir Associated Press, liputan iklim dan lingkungan menerima dukungan dari beberapa yayasan swasta. (mg6/ree)
Load more