Jakarta - Rusia membutuhkan sumber daya keuangan yang besar untuk operasi militernya di Ukraina, Menteri Keuangan Anton Siluanov mengatakan pada hari Jumat, menempatkan jumlah stimulus anggaran untuk ekonomi sebesar 8 triliun rubel atau $120 miliar, Sabtu 28/5/2022.
Moskow mengirim puluhan ribu tentara ke Ukraina, 24 Februari, yang mendorong Barat untuk menjatuhkan sanksi yang telah mengipasi inflasi hingga hampir 18 persen dan mendorong negara itu ke jurang resesi.
"Uang, sumber daya yang besar diperlukan untuk operasi khusus," kata Siluanov dalam kuliah di universitas keuangan Moskow, dilansir dari The Korea Times.
Presiden Vladimir Putin minggu ini memerintahkan kenaikan 10 persen dalam pensiun dan upah minimum untuk melindungi Rusia dari inflasi, tetapi membantah masalah ekonomi semua terkait dengan apa yang disebut Rusia "operasi militer khusus" di Ukraina.
Langkah-langkah itu akan menghabiskan anggaran federal sekitar 600 miliar rubel tahun ini dan sekitar 1 triliun rubel pada 2023, kata Siluanov awal pekan ini.
Dalam wawancara TV yang disiarkan Jumat malam, Siluanov mengatakan Rusia akan menerima hingga 1 triliun rubel dalam pendapatan minyak dan gas tambahan tahun ini, dana yang akan disalurkan untuk membayar peningkatan pembayaran kesejahteraan sosial.
Sebelumnya pada hari Jumat, Siluanov juga membela kontrol modal dan pembekuan aset untuk investor asing dari negara-negara "tidak bersahabat" yang diberlakukan Moskow sebagai tanggapan terhadap sanksi Barat.
Load more