Pusat Pelatihan Angkatan Darat Klarifikasi Isu Abuse of Power Terkait Woozi SEVENTEEN Selama Wajib Militer
- Mecimapro
Jakarta, tvOnenews.com – Pusat Pelatihan Angkatan Darat Korea Selatan akhirnya angkat bicara terkait isu penyalahgunaan kekuasaan (abuse of power) yang menyeret nama Woozi, anggota grup K-pop SEVENTEEN, selama menjalani wajib militer. Klarifikasi resmi ini disampaikan menyusul ramainya perbincangan publik soal dugaan Woozi diminta membantu mencarikan penyanyi untuk pernikahan seorang atasan militer.
Isu tersebut mencuat tak lama setelah Woozi memulai masa pelatihan militernya. Kabar ini dengan cepat menyebar di media sosial dan forum daring, memicu diskusi luas terkait relasi kuasa di lingkungan militer, etika, serta posisi figur publik yang tengah menjalani kewajiban sebagai warga negara.
Klarifikasi Resmi Pusat Pelatihan Angkatan Darat
Menanggapi polemik yang berkembang, pihak Pusat Pelatihan Angkatan Darat Korea Selatan menegaskan bahwa tidak ditemukan unsur paksaan maupun pelanggaran aturan dalam peristiwa tersebut. Setelah melakukan investigasi internal, militer menyatakan permintaan yang diterima Woozi bersifat sukarela.
“Tidak ada unsur paksaan, dan hasil investigasi kami mengungkap bahwa Woozi menerima permintaan dari pihak ‘A’ secara sukarela dan atas dasar niat baik. Tidak ditemukan pelanggaran hukum maupun peraturan militer,” demikian pernyataan resmi pihak Pusat Pelatihan Angkatan Darat kepada media setempat.
Pihak militer juga menekankan bahwa kejadian tersebut tidak melibatkan penyalahgunaan wewenang atau tekanan struktural yang melanggar etika institusi.
Kronologi dan Penjelasan Militer
Dalam penjelasan lebih lanjut, pihak Pusat Pelatihan Angkatan Darat mengungkap bahwa permintaan tersebut disampaikan menjelang akhir masa pelatihan dasar Woozi, yang berlangsung selama enam minggu. Menurut mereka, dalam rentang waktu tersebut, hubungan antarpersonel dinilai sudah cukup cair dan tidak semata-mata bersifat hierarkis.
“Dari sudut pandang seorang prajurit yang sedang menjalani pelatihan, permintaan dari seorang perwira bisa saja dirasakan berbeda. Namun berdasarkan keterangan yang kami peroleh, permintaan tersebut disampaikan di akhir masa pelatihan, ketika relasi personal sudah terbangun,” ujar perwakilan militer.
Militer menilai konteks waktu dan hubungan antarpihak menjadi faktor penting dalam kesimpulan bahwa tidak ada unsur pemaksaan dalam peristiwa tersebut.
Tidak Ada Rencana Sanksi Disipliner
Terkait kemungkinan tindakan disipliner, Pusat Pelatihan Angkatan Darat menyatakan saat ini tidak ada rencana untuk menjatuhkan sanksi, baik kepada Woozi maupun pihak atasan militer yang disebut dalam isu tersebut.
“Kami menilai situasinya belum sampai pada tahap yang memerlukan tindakan disipliner. Tidak ditemukan pelanggaran yang memenuhi unsur sanksi administratif atau hukum,” kata seorang pejabat militer.
Meski demikian, pihak militer menegaskan tetap akan melakukan langkah evaluatif sebagai bentuk kehati-hatian dan respons terhadap perhatian publik.
Langkah Perbaikan Budaya Barak
Sebagai tindak lanjut, Pusat Pelatihan Angkatan Darat berencana mengadakan survei internal terhadap anggota satuan. Langkah ini bertujuan untuk mengevaluasi budaya komunikasi dan relasi di dalam barak militer, khususnya agar tidak muncul persepsi perlakuan tidak adil di kemudian hari.
“Apabila melalui survei tersebut ditemukan kasus perlakuan yang tidak adil atau berpotensi melanggar etika, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan lanjutan,” tegas pihak militer.
Langkah ini dinilai sebagai upaya institusional untuk menjaga profesionalisme serta kepercayaan publik terhadap sistem wajib militer.
Reaksi Publik Masih Beragam
Meski klarifikasi resmi telah disampaikan, perdebatan di kalangan publik dan penggemar K-pop masih terus berlangsung. Sebagian netizen menilai bahwa dalam struktur militer yang hierarkis, permintaan dari atasan tetap berpotensi dirasakan sebagai tekanan, meski tidak disampaikan secara eksplisit.
Di sisi lain, tidak sedikit pula yang menerima penjelasan militer dan meminta publik untuk tidak berspekulasi berlebihan terhadap Woozi, yang saat ini sedang menjalankan kewajiban negaranya sebagai warga Korea Selatan.
Hingga kini, Woozi maupun agensinya belum mengeluarkan pernyataan tambahan terkait klarifikasi tersebut. Namun dengan adanya penjelasan resmi dari Pusat Pelatihan Angkatan Darat, pihak militer berharap isu ini dapat dilihat secara proporsional dan tidak berkembang menjadi asumsi yang keliru. (nsp)
Load more