Kedua Korea secara teknis masih berperang setelah konflik mereka pada 1950-1953 berakhir dengan gencatan senjata. Korut telah lama mencela para pembelot dan mengancam untuk menyerang Korsel karena balon-balon itu.
Pemerintah Korsel di bawah Moon melarang aksi pelepasan balon itu pada 2020 dengan alasan keselamatan penduduk di perbatasan, tapi para aktivis menyebut larangan itu sebagai upaya membersihkan nama Pyongyang dan membungkam para pengkritik.
Yoon akan mulai bertugas sebagai presiden pada 10 Mei dan diperkirakan akan mengambil sikap lebih keras terhadap Korut. Kwon Young-se, calon menteri unifikasi yang menangani urusan antar-Korea, mengatakan larangan itu melanggar kebebasan berbicara.
Seorang pejabat di kementerian unifikasi mengatakan pihaknya sedang memeriksa pernyataan dari kelompok itu, dan mengatakan posisi kementerian itu tidak berubah bahwa larangan tersebut diterapkan untuk melindungi penduduk perbatasan dan harus ditegakkan.
Pemimpin Korut Kim Jong Un, dalam pidatonya di parade militer pada Senin, mengatakan pasukan nuklirnya tidak hanya ditugaskan untuk mencegah perang, tapi juga dapat menyerang siapa pun yang melanggar "kepentingan mendasar" negara itu.(ant/chm)
Load more