OPEC+ Diperkirakan Tingkatkan Produksi Minyak Agustus hingga 550.000 Barel per Hari
- antara
Jakarta, tvOnenews.com – OPEC+ diperkirakan akan menyepakati percepatan peningkatan produksi minyak pada Sabtu (6/7) dalam pertemuan virtual perdana mereka sejak gejolak harga minyak akibat serangan Israel dan Amerika Serikat ke Iran.
Mengutip laporan Reuters, aliansi negara produsen minyak yang menguasai sekitar setengah pasokan global ini telah memangkas produksi sejak 2022 untuk menopang harga.
Namun, sejak awal 2025, arah kebijakan mulai berubah. OPEC+ kini agresif meningkatkan produksi untuk merebut kembali pangsa pasar, menyusul desakan Presiden AS Joe Biden agar pasokan ditingkatkan demi menekan harga bensin domestik.
Sumber internal menyebut, kelompok ini kemungkinan akan menaikkan produksi hingga 550 ribu barel per hari (bpd) pada Agustus—angka yang lebih tinggi dibanding peningkatan 411 ribu bpd pada Mei, Juni, dan Juli, serta 138 ribu bpd di April.
Delapan negara kunci—Arab Saudi, Rusia, Uni Emirat Arab, Kuwait, Oman, Irak, Kazakhstan, dan Aljazair—dijadwalkan menggelar pertemuan daring pukul 09.00 GMT untuk memutuskan kebijakan produksi bulan depan.
Sejak April, delapan anggota ini mulai mencabut pemangkasan produksi sebesar 2,2 juta bpd yang diberlakukan sebelumnya. Namun, percepatan pasokan justru menekan harga minyak, memperumit dinamika pasar energi global.
Ketegangan sempat meningkat ketika beberapa anggota seperti Kazakhstan dan Irak melebihi kuota produksi, memicu ketidakpuasan dari anggota lain yang masih menahan pasokan. Kazakhstan bahkan mencatatkan produksi tertinggi sepanjang sejarah bulan lalu.
Dalam konteks persaingan energi, OPEC+ kini berfokus merebut kembali dominasi pasar global di tengah membanjirnya pasokan dari negara produsen non-OPEC seperti Amerika Serikat. Hingga saat ini, total peningkatan produksi dari April hingga Juli mencapai 1,37 juta bpd—sekitar 62% dari pemangkasan 2,2 juta bpd yang sedang dipulihkan.
Namun, OPEC+ masih mempertahankan lapisan pemangkasan lainnya sebesar 3,66 juta bpd. Keputusan akhir pada pertemuan Sabtu akan sangat menentukan arah harga dan stabilitas energi global dalam beberapa bulan ke depan. (reu/nsp)
Load more