Jakarta, tvOnenews.com - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengeluarkan sumpah serapah untuk membalas serangan Iran yang terjadi pada Selasa (1/10/2024) malam.
Washington telah menyatakan dukungannya penuh untuk sekutu lama mereka, Israel.
Dewan Keamanan PBB juga dijadwalkan mengadakan pertemuan mengenai Timur Tengah untuk membahas eskalasi yang terjadi.
"Iran membuat kesalahan besar malam ini - dan mereka akan membayarnya," tegas Netanyahu pada awal pertemuan politik-keamanan, menurut sebuah pernyataan resmi, dilansir Reuters, Rabu (2/10/2024).
Di sisi lain, Teheran menegaskan setiap pembalasan akan disambut dengan kehancuran besar, meningkatkan kekhawatiran akan pecahnya perang yang lebih luas di Timur Tengah.
Lalu Angkatan Bersenjata Iran memperingatkan intervensi langsung oleh pendukung Israel terhadap Teheran akan memicu "serangan kuat" terhadap "pangkalan dan kepentingan" mereka di wilayah tersebut.
Sebelumnya, Iran mengirimkan ratusan rudal balistik ke Israel di tengah meningkatnya ketegangan antara dua musuh bebuyutan regional tersebut.
Serangan dimulai sekitar pukul 20.15 waktu setempat pada hari Selasa (1/10/2024).
Media Iran melaporkan sedikitnya 400 rudal diluncurkan. Demikian seperti dilansir kantor berita Anadolu, Rabu (2/10/2024).
Iran menggunakan rudal hipersonik Fattah 1 dalam serangannya terhadap Israel.
Rudal itu merupakan buatan lokal dan digunakan untuk pertama kalinya.
Fattah dianggap sebagai rudal hipersonik pertama yang diproduksi di dalam negeri Iran.
Rudal itu baru diluncurkan pada tahun lalu.
Militer Iran mengatakan rudal tersebut dapat melaju hingga 15 kali kecepatan suara.
Selain itu, rudal itu juga mampu menargetkan sistem pertahanan musuh.
Kemudian, kelompok perjuangan Lebanon, Hizbullah, dan Perlawanan Islam di Irak melakukan serangkaian serangan rudal dan roket terhadap Israel di sejumlah wilayah pendudukan, salah satunya pangkalan udara Israel di dekat Tel Aviv.
Hizbullah menembakkan "salvo roket Fadi-4 ke pangkalan udara Sde Dov" sebagai balasan atas serangan Israel terhadap warga sipil di Lebanon sekaligus untuk mendukung rakyat Palestina di Gaza.
Hizbullah juga menyerang gerombolan pasukan musuh di lokasi Metulla dengan menggunakan peluru artileri yang menimbulkan korban jiwa.
Sementara itu, kelompok Perlawanan Islam di Irak juga meluncurkan rudal jelajah canggih Al-Arqab ke tiga target vital di wilayah-wilayah pendudukan.
Kelompok-kelompok perlawanan di seluruh kawasan menggencarkan serangannya terhadap posisi Israel sejak rezim tersebut membunuh pemimpin Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah dalam serangan udara besar-besaran di Beirut selatan pada Jumat (27/9/2024).
Dalam pernyataan yang dikeluarkan, Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) mengatakan serangan itu merupakan balasan atas pembunuhan Ismail Haniyeh, Hassan Nasrallah, dan Abbas Nilforoshan.
Haniyeh, mantan pemimpin Hamas, dibunuh di Teheran pada bulan Juli. Nasrallah, mantan pemimpin Hizbullah, dibunuh di Beirut pada Jumat (27/9/2024) bersama dengan komandan IRGC, Nilforoshan.
Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, juga menegaskan serangan rudal terhadap Israel didasarkan pada hak pembelaan diri yang sah terhadap agresi Israel.
Pezeshkian menyebutkan tindakan itu dilakukan untuk melindungi kepentingan dan warga negara Iran.
"Biarkan Netanyahu tahu bahwa Iran bukan negara yang suka berperang, namun berdiri teguh melawan setiap ancaman. Ini hanya sebagian kecil dari kekuatan kami. Jangan coba-coba berkonflik dengan Iran," demikian pernyataan tersebut yang diposting di X pada Selasa (1/10/2024).
Hingga kini, belum diketahui apakah rudal tersebut mengenai sasaran dan apakah ada korban atau kerusakan yang ditimbulkan.
Sementara itu, Jafar Yazerlu, juru bicara Organisasi Penerbangan Sipil Iran, mengumumkan semua penerbangan di negara tersebut dibatalkan hingga pukul 10:00 pagi (0630GMT) besok (Rabu, 2/10/2024) demi alasan keselamatan penerbangan.
"Karena situasi di wilayah ini dan serangan rudal, semua penerbangan di negara ini dibatalkan hingga pukul 10:00 pagi besok (Rabu, 2/10) demi keselamatan penerbangan," lapor kantor berita resmi Iran, IRNA.
Dia menambahkan jadwal penerbangan baru akan diumumkan kemudian.
Iran bertekad bakal menggempur pangkalan dan kepentingan sekutu-sekutu Israel di Timur Tengah jika pihaknya mendapat serangan.
"Jika ada intervensi langsung dari negara-negara pendukung Israel, termasuk Amerika Serikat, dan agresi terhadap Iran, pangkalan dan kepentingan mereka di Timur Tengah secara bersamaan akan menghadapi serangan dahsyat angkatan bersenjata Republik Islam Iran," ungkap Staf Umum melalui pernyataan yang dipublikasi kantor berita Iran Tasnim.(lkf)
Load more