Madinah, tvOnenews.com - Wakil Menteri Agama (Wamenag) RI Zainut Tauhid Sa'adi mengakui pelaksanaan ibadah haji 1444 H/2023 M memiliki banyak tantangan, salah satunya jumlah atau kuota jamaah haji yang kembali normal usai masa pandemi.
"Pertama karena akumulasi dari tahun 2022 mereka tidak bisa berangkat karena ada pembatasan, yakni yang bisa berangkat hanya usia di bawah 65 tahun, sehingga tahun ini ada penumpukan jumlah lansia," kata Wamenag, di Mekkah, Kamis (22/6/2023).
Oleh karenanya, lanjut Zainut, Menteri Agama memiliki kebijakan afirmasi untuk jamaah haji lansia, sehingga diharapkan bisa dikurangi bahkan pada titik tertentu sudah tidak ada lagi.
"Ke depan jamaah haji itu sudah rata-rata usianya tidak lansia, karena memang ibadah haji itu membutuhkan tidak hanya sekedar persyaratan syariah, tetapi juga persyaratan kesehatan. Sebagian besar ibadah haji adalah ibadah yang membutuhkan fisik besar sekali," katanya.
Tantangan kedua, kata Wamenag, saat ini Kota Mekkah masuk pada musim panas dengan kisaran suhu 42 derajat Celcius bahkan bisa lebih, sehingga jamaah haji membutuhkan perhatian agar menjaga kesehatannya, baik dari aspek minuman supaya tidak dehidrasi, konsumsi makanan yang teratur, istirahat yang teratur, dan menghindari hal-hal yang tidak penting.
"Cukup memperbanyak ibadah di hotel masing-masing, memperbanyak berzikir, memperbanyak membaca Alquran, sholawat, dan memperbanyak amalan sunnah lainnya," kata dia.
Dengan demikian, kata dia, jamaah haji memiliki kesiapan menghadapi tahapan puncak ibadah haji yang diawali dengan wukuf di Arafah, lalu berlanjut pada tahapan berikutnya yang membutuhkan energi yang cukup besar.
"Inilah pentingnya jamaah perlu menghemat tenaga dan kepada pembimbing haji saling membantu dan bekerja sama dengan baik dengan PPIH agar pelaksanaan haji berjalan dengan baik dan lancar, sehingga bisa mendapatkan haji mabrur," tutupnya. (ant)
Load more