Menkes Sebut Ratusan Antidot Gagal Ginjal Akut Misterius pada Anak Telah Masuk ke Indonesia
- (Tvonenews.com/Rizki Amana)
Budi mengatakan pihaknya mendapatkan data tersebut usai memverifikasi sejumlah rumah sakit terkait pasien gagal ginjal akut yang menjalani perawatan.
Bahkan, Budi Gunadi menyebut penambahan kasus pasien gagal ginjal akut terus mengalami penurunan belakangan waktu ini.
"Sejak kita berhentikan sirop-sirop tadi itu penamabahannya jadi sedikit sekali yang tadi sehari itu hanya bisa 10 sampai 15 belas. Sekarang penambahannya 1 atau 0, jadi sudah sangat turun," ungkap Budi Gunadi saat ditemui dibilangin Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (29/10/2022).
Selain mengklaim penurunan pasien gagal ginjal akut, Budi Gunadi turut serta menyampaikan tren penurunan kasus kematian akibat penyakit tersebut.
Menurutnya saat kebijakan belum diberlakukan, tercatat kematian akibat gagal ginjal akut bisa mencapai 60 persen dari 5 pasien yang dirawat di rumah sakit.
"Dan masuk rumah sakit yang dulu 5 hari meninggalnya bisa 60 persen," ungkapnya.
Ia pun mengaku belakangan waktu tak tercatat pasien gagal ginjal akut meninggal dunia saat menjalani perawatan.
"Di RSCM 100 persen (dirawat-red) enggak ada yang meninggal," pungkasnya.
Dinkes DKI Jakarta Umumkan Kenaikan Angka Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius
Terjadi peningkatan jumlah anak-anak yang mengidap gagal ginjal akut karena dugaan obat sirop dengan kandungan Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).
Per hari ini, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti mengatakan terjadi peningkatan sebanyak 24 angka anak yang mengidap gagal ginjal akut sejak kemarin, Rabu (26/10/2022).
"Kasus kita per tanggal 27 Oktober total 135 tapi ini total dari Januari ya, karena kami aktif tadi ya Januari sampe dengan tanggal 27 kemaren," ujarnya di Plaza Selatan Monumen Nasional (Monas), Jumat (28/10/2022).
Widyastuti mengaku akan lakukan update kembali pada sore hari ini sesuai dengan hasil hospitality record review.
Dia pun menuturkan, dari 135 yang mengidap gagal ginjal, 63 diantaranya meninggal, 46 anak sembuh, dan 26 dalam perawatan.
"Dari 135 tadi yang meninggal sebanyak 63, sembuh 46, dan perawatan 26. Nah data DKI tadi tidak semuanya berdomisili di DKI Jakarta, tetapi adalah semua bayi, balita, yang kebetulan memang dirawat di rumah sakit di Jakarta," pungkasnya.
Lebih lanjut, Widyastuti menegaskan bahwa angka 135 tersebut adalah kumulatif sejak Januari 2022 hingga Oktober 2022.
Load more