Korban Tragedi Kanjuruhan Tembus 131 Orang, Pengamat Nilai Sanksi dari PSSI Terlalu Sederhana dan Harus Diinvestigasi Soal Gas Air Mata
Jakarta - Pengamat Sepak Bola, Tommy Welly menilai sanksi yang diberikan oleh Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) terlalu sederhana mengingat jumlah korban tragedi di Stadion Kanjuruhan yang sangat luar biasa.
“Dengan jumlah korban yang sangat masif apakah kita bisa sesederhana itu memutuskan seperti itu hukuman yang menurut saya terlalu sederhana,” ujar Tommy Welly dalam program dialog tvOne, dikutip Rabu (5/10/2022).
Pria yang akrab disapa Bung Towel itu menilai dari sepak bola, sudah dapat terlihat siapa yang bertanggung jawab dalam tragedi Kanjuruhan.
“Kalau secara pengetahuan sepak bola kita sudah bisa lihat sebetulnya pihak-pihak yang salah tuh yang mana hanya perlu dideskripsikan,” katanya.
Hal itu menurut Towel karena dalam peraturan FIFA jelas adanya pelarangan terhadap senjata api dan gas air mata.
“Apakah regulasi FIFA diturunkan kepada anggota-anggota yang terlibat di dalam pertandingan sepak bola?” tanya Towel.
Gas Air Mata di Stadion (ant)
“Aparat keamanan bukan football family, dia pasti tidak akrab dengan yang namanya regulasi FIFA, yang perlu mengingatkan siapa yang punya event itu,” katanya.
Dan dalam hal ini menurut Towel pihak yang seharusnya memberikan informasi tersebut adalah PSSI.
“Football family dalam hal ini adalah PSSI, PT Liga harus menyampaikan itu kan,” lanjutnya.
“Maka pertanyaan kritisnya disampaikan tidak polisi atau aparat keamanan ini? kepolisian ini tahu apa tidak? apakah tidak tahu? apakah tidak diberitahu? apakah tahu tapi tetap terjadi,” ujar Towel.
Gas air mata dilepaskan aparat kepolisian ke tribun Stadion Kanjuruhan (viva)
Hal itulah yang menjadi pertanyaan besar menurut Towel dalam tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI ke Arema FC
Komite Disiplin (Komdis) PSSI akhirnya memberikan dua sanksi kepada Arema FC terkait Kerusuhan Kanjuruhan.
Sanksi yang diberikan setelah empat hari sejak kerusuhan itu berkaitan dengan larangan menjadi tuan rumah dan denda.
Aremania (viva)
"Arema FC dilarang menyelenggarakan pertandingan dengan penonton di stadion jika bertindak sebagai tuan rumah sampai Liga 1 Indonesia 2022-2023 selesai," ujar Ketua Komdis PSSI, Erwin Tobing, dikutip Rabu Selasa (04/10/2022).
Load more