Jakarta - Misi Presiden Jokowi membawa perdamaian antara Rusia dan Ukraina di panggung dunia diapresiasi Pakar Hubungan Internasional Universitas Indonesia (UI).
Profesor Evi Fitriani mengapresiasi peran Presiden Joko Widodo tersebut.
“Waktu beliau (Jokowi) pergi ke Ukraina, saya termasuk yang terkejut juga. Presiden berani melakukan itu untuk pergi ke zona perang. Membawa istrinya pula, berarti ini kan memang bisa menempuh bahaya," kata Evi dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (24/9/2022).
Pernyataan itu disampaikannya terkait keberhasilan Jokowi mendapatkan penghargaan 'Global Citizen Award' dari lembaga pemikiran Amerika Serikat, Atlantic Council, atas kepemimpinannya di panggung dunia.
Padahal, kata dia, ada negara-negara Eropa yang dekat dengan Rusia dan Ukraina yang bisa datang berdialog untuk mengakhiri peperangan. Tetapi itu tidak terjadi dan Presiden Jokowi yang melakukan hal tersebut.
“Saya termasuk yang apresiasi dengan langkah tersebut, bahwa Presiden bisa sampai ke situ dan saya pikir banyak takjub juga dari seluruh dunia. Pemimpin Eropa bisa lakukan itu karena wilayah dekat, sementara Jokowi jauh dari Indonesia,” kata Guru Besar Hubungan Internasional tersebut.
“Tapi kan kenyataan kalau seorang presiden Indonesia bisa sampai ke sana menembus wilayah perang, suatu yang memang layak menurut saya, suatu yang dihargai,” katanya menegaskan.
Dia pun mengakui peran Indonesia sangat maksimal dalam mengakomodasi kepentingan semua negara pada pada pelaksanaan KTT G20.
Hal senada disampaikan Peneliti Senior Maarif Institute David Krisna Alka menilai Presiden Joko Widodo sukses mempromosikan misi perdamaian dunia.
"Kalau melihat sejarahnya, siapa saja yang pernah mendapatkan penghargaan ini, dapat kita sebut Jokowi telah meneguhkan kepemimpinannya sebagai pemimpin yang diakui kapasitasnya di dunia internasional," kata David.
Menurutnya, penghargaan yang diterima Jokowi sebagai bentuk apresiasi dunia atas misi kemanusiaan yang dilakukan presiden di Ukraina dan Rusia beberapa waktu lalu.
"Presiden Jokowi tampil meretas jalan perdamaian dengan mengunjungi kedua negara tersebut, padahal saat itu dua negara tengah bertikai," ungkapnya. (ant/mut)
Load more