Xanana Gusmao Mengenang Foto Saat Ditangkap Kopassus, Najwa Shihab Heran, Tangan Diborgol dan Ditodong Pistol Masih Bisa Tertawa
- Kolase/Instagram
Jakarta – Xanana Gusmao merupakan legenda hidup perlawanan bersenjata gerakan pemberontakan Timor Timur yang kini menjadi negara merdeka, Timor Leste. Perannya sangat penting karena saat itu dia menjadi tokoh kunci sebagai pimpinan tertinggi pasukan Timor Leste.
Xanana Gusmao adalah Panglima Falintil periode 1981-1992, saat itu FALINTIL merupakan sayap militer dari partai politik FRETILIN dari Timor Timur.
Artinya Xanana menjadi musuh dan target nomor satu bagi tentara Indonesia, terutama Kopassus yang saat itu terlibat banyak menangani konflik di Timor Timor.
Demi menangkap sosok yang khas dengan jenggotnya yang lebat itu, Kopassus sampai membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgaspassus-X) Kopassus.
Dikutip dari buku Chega!, Pada 20 November 1992, Satgaspassus-X berhasil menangkap Xanana di lubang bawah tanah tanah milik polisi Koptu Augusto Pereira di Desa Lehane Barat, Dili.
Xanana Gusmao kemudian dikirim ke Jakarta ke Badan Intelijen Strategis (BAIS). Kemudian pada Mei 1992, Xanana Gusmao divonis penjara seumur hidup, dan dikirim ke penjara Cipinang. Nmaun pada Agustus 1993, Soeharto mengurangi hukumannya menjaid 20 tahun penjara.
Momen penangkapan tersebut diabadikan dalam sebuah foto, tampak Xanana Gusmao bertelanjang dada dengan celana pendek dan tangan diborgol.
Sementara dilihat dari kanal YouTube Mata Najwa, ketika diperlihatkan fotonya yang tertangkap itu, Xanana pura-pura tidak mengenal dengan sosok masa mudanya itu.
“Saya tidak kenal dengan orang ini,” kata Xanana Gusmao dikutip dari kanal YouTube Najwa Shihab, 22 Juli 2022.
Kemudian Najwa Shihab bertanya lebih detail terkait foto tersebut. Dia tampak heran karena tangan Xanana diborgol dan ditodong pistol, tapi masih menyunggingkan senyum.
“Bagaimana tangan diborgol dan ada pistol, tapi masih bisa tersenyum?” tanya Najwa.
Xanana pun menerawang ke masa lalunya, dia mengatakan masih bisa tersenyum karena tidak tahu caranya menangis.
“Karena saya tidak tahu menangis. Saya tidak tahu menangis,” jawab Xanana.
“Kenapa tidak ada rasa takut di sini?” tanya Najwa lagi.
Xanana mengaku tidak takut saat ditangkap oleh Satgaspassus-X karena sudah terbiasa dengan situasi dalam perang. Bahkan sebelum menjadi Panglima FALINTIL, dia merupakan dokter di medan perang.
Load more