Sleman, DIY - Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina telah berlangsung selama hampir 150 hari atau lima bulan. Pertempuran geo-politik tersebut telah mengakibatkan jatuhnya banyak korban jiwa hingga benda.
"Sekarang sudah 150 hari perang berlangsung. Situasi terkini sebenarnya sudah bisa kita simak di media massa tetapi secara umum bahwa ratusan anak-anak terbunuh, dan kemudian 10 ribu warga sipil Ukraina meninggal dunia. Kemudian ratusan ribu warga Ukraina terluka, dan jutaan orang yang ada di Ukraina mengungsi ke negara lain karena rumah dan kawasan mereka sudah rusak," kata Vasyl usai menjadi pembicara dalam Ambassadorial Lecture 'The Ukrainian Question in Global Politic' di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Senin (18/7/2022).
Seperti diketahui, Rusia pertama kali menggempur Ukraina pada 24 Februari 2022. Sejak saat itu, sebagian wilayah Ukraina bak kota mati karena ditinggal mengungsi para penduduk.
Dalam menggempur negaranya, lanjut Vasyl, Rusia menggunakan ribuan senjata rudal. Jumlah ini bahkan lebih banyak berkali-kali lipat dibanding saat Rusia menyerang kota Aleppo, Suriah.
"Pada saat Rusia menyerang Aleppo di Suriah yang dipakai adalah 150 rudal. Namun dalam lima bulan serangan Rusia ke Ukraina, mereka menggunakan lebih dari 4.000 rudal. Itu sudah berkali-kali lipat dibanding apa yang telah dilakukan Rusia terhadap Aleppo," ungkapnya.
Selain dampak korban manusia, invasi Rusia ke Ukraina juga telah membuat kerusakan cukup parah di beberapa wilayah. Vasyl menyebut, kerusakan yang terjadi di Ukraina saat ini lebih parah dibanding kerusakan di Jerman saat Perang Dunia Kedua.
Load more