Revolusi Manufaktur 4.0: Teknologi Cerdas yang Bikin Industri Makin Efisien, dan Bagaimana Teknologi Digital Mengubah Industri Nasional
- Istockphoto
tvOnenews.com - Transformasi industri global kini bergerak semakin cepat, dipacu oleh kemajuan teknologi otomatisasi, kecerdasan buatan (AI), hingga integrasi Internet of Things (IoT).
Perubahan besar ini tidak hanya menciptakan efisiensi baru, tetapi juga mendefinisikan ulang cara sektor manufaktur bekerja, memproduksi, dan berinovasi.
Negara-negara seperti Jepang dan Jerman telah membuktikan bahwa adopsi teknologi cerdas dapat mendorong produktivitas bertahun-tahun lebih cepat dibanding metode konvensional.
Laporan McKinsey Global Institute (2024), misalnya, menekankan bahwa digitalisasi industri dapat meningkatkan output manufaktur hingga 30% dalam jangka menengah.
Di Indonesia, transformasi serupa juga semakin nyata. Penerapan mesin otomatis, sistem produksi berbasis sensor, dan pemanfaatan AI mulai menjadi standar baru di berbagai lini industri, mulai dari otomotif, logistik, hingga manufaktur permesinan.
Kebijakan pemerintah melalui Making Indonesia 4.0 turut mempercepat proses ini dengan memetakan arah teknologi, penguatan rantai pasok, dan pengembangan talenta digital. Hasilnya terlihat dari meningkatnya investasi dan optimalisasi proses produksi di berbagai perusahaan nasional.
Sejumlah inovasi telah terbukti memberi dampak besar. Menurut laporan Kementerian Perindustrian melalui 29 perusahaan National Lighthouse Industry 4.0, digitalisasi produksi mampu meningkatkan produktivitas hingga dua kali lipat dan mempercepat waktu produksi 600 persen.
Bahkan pengurangan emisi karbon bisa mencapai 190 persen menunjukkan bahwa inovasi teknologi tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga keberlanjutan.
Dengan perkembangan ini, Indonesia berada pada momentum penting untuk memperkuat daya saing manufaktur di Asia Tenggara.
Melansir dari ANTARA, momentum percepatan inovasi semakin terasa seiring dibukanya Manufacturing Indonesia Series 2025, yang menandai langkah besar dalam penguatan ekosistem manufaktur nasional.
Meski telah memasuki tahun ke-36, acara ini tidak hanya menjadi ajang temu pelaku industri, tetapi juga ruang percepatan adopsi solusi teknologi yang relevan bagi kebutuhan manufaktur modern.
Mengusung tema “Beyond Challenges: Empowering Indonesia’s Manufacturing Excellence & Resilience,” acara ini mempertemukan berbagai elemen rantai manufaktur: mulai dari penyedia bahan baku, produsen mesin, pengembang otomasi, hingga pakar digital dan spesialis keberlanjutan. Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan mendorong lahirnya inovasi yang lebih adaptif terhadap tantangan industri masa depan.
Load more