Standardisasi dan Validasi Berbasis Data, SAC 2025 Ungkap Terobosan Baru Percepatan SDGs
- Istockphoto
tvOnenews.com - Dalam ekosistem pembangunan modern, kualitas data dan standardisasi menjadi instrumen strategis untuk memastikan arah kebijakan berjalan tepat sasaran.
Tanpa mekanisme pengelolaan data yang seragam dan dapat dipercaya, proses perencanaan hingga evaluasi pembangunan rentan menghasilkan bias dan kesalahan interpretasi.
Laporan UN DESA (2024) menegaskan bahwa kualitas data merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan implementasi SDGs, terutama pada negara berkembang yang menghadapi tantangan disparitas kapasitas antarwilayah.
Contohnya, peningkatan kualitas official statistics di Vietnam terbukti mempercepat konsolidasi agenda SDGs di tingkat lokal, sebagaimana tercatat dalam Voluntary National Review negara tersebut.
Hal ini menunjukkan bahwa penguatan tata kelola data memainkan peran langsung dalam efektivitas pembangunan berkelanjutan.
Melansir dari berbagai sumber, standardisasi pun tidak kalah krusial. Standar berfungsi sebagai acuan bersama agar seluruh pemangku kepentingan, pemerintah, dunia usaha, akademisi, masyarakat sipil, beroperasi dalam kerangka pengukuran dan pelaporan yang konsisten.
Organisasi Internasional seperti ISO (International Organization for Standardization) telah menegaskan pentingnya standar keberlanjutan seperti ISO 14001 atau ISO 26000 untuk membantu negara mencapai target lingkungan dan sosial secara terstruktur.
Di Indonesia, penerapan standar ini telah mempermudah harmonisasi berbagai program pembangunan lintas lembaga, misalnya pada sektor industri hijau yang mengacu pada SNI dan standar energi terbarukan.
Sebagai negara besar dengan 38 provinsi dan ratusan kabupaten/kota, Indonesia membutuhkan integrasi data yang lebih kuat untuk memastikan capaian SDGs merata.
Karena itu, berbagai kementerian mendorong standardisasi data pembangunan, salah satunya melalui Sustainable Development Goals Dashboard (SDGs Dashboard) yang dikembangkan Bappenas.
Platform ini menjadi contoh konkret bagaimana data governance dapat mempercepat analisis capaian SDGs lintas daerah. Studi Bappenas (2023) menunjukkan bahwa harmonisasi data membantu meningkatkan efektivitas pemantauan target SDGs sebesar 35%.
Upaya ini sejalan dengan dorongan berbagai mitra strategis, termasuk Surveyor Indonesia (PTSI), yang terus memperkuat skema validasi dan sertifikasi data untuk mendukung pembangunan berkelanjutan nasional.
PT Surveyor Indonesia (Persero), yang kini berada dalam ekosistem Danantara, kembali menegaskan komitmennya dalam mendukung peningkatan kualitas tata kelola pembangunan berkelanjutan nasional melalui keikutsertaannya dalam Sustainable Action Conference (SAC) 2025 yang diselenggarakan Kementerian PPN/Bappenas.
Forum ini mempertemukan kementerian, lembaga pemerintah, pemerintah daerah, akademisi, sektor usaha, hingga mitra pembangunan untuk merumuskan strategi percepatan SDGs sekaligus memperkuat fondasi standardisasi dan kualitas data di Indonesia.
Dengan lebih dari 300 peserta luring dan lebih dari 1.000 peserta daring, SAC 2025 menjadi ruang penting untuk memperkenalkan Dashboard SDGs 4.0 serta sistem Registrasi & Sertifikasi SDGs, platform yang dirancang untuk mempermudah pemantauan capaian, meningkatkan integritas pelaporan, dan memperkuat validitas data pembangunan nasional.
Sebagai perusahaan dengan kompetensi Testing, Inspection, Certification & Consultation (TICC), PTSI menegaskan perannya dalam memperkuat standar dan kualitas data pembangunan berkelanjutan. “Penguatan kualitas data dan standardisasi menjadi fondasi penting dalam pencapaian SDGs”, ujar Direktur Utama PT Surveyor Indonesia, Ir. Sandry Pasambuna.
Fasilitas dukungan teknis yang kredibel juga disediakan agar seluruh proses pembangunan dapat dipantau dan dinilai secara akuntabel. Melalui layanan verifikasi, sertifikasi, audit keberlanjutan, dan pendampingan teknis, membantu pemerintah pusat maupun daerah menyusun kebijakan dan program berbasis data yang lebih presisi dan akurat.
Keterlibatan ini juga tampak pada penyelenggaraan Indonesia’s SDGs Action Awards (SAA) 2025, bagian dari rangkaian SAC yang memberikan apresiasi kepada daerah dan lembaga yang berhasil menunjukkan praktik baik pembangunan berkelanjutan.
Sejumlah penerima penghargaan merupakan peserta Integrated Sustainability Indonesia Movement (I-SIM) 2025, program asesmen keberlanjutan yang dilaksanakan pada 17 November 2025. I-SIM menggunakan pendekatan komprehensif, mulai dari analisis dokumen, validasi data, kunjungan lapangan, hingga presentasi kepala daerah.
Melalui metode ini, menilai tingkat kesiapan dan kualitas implementasi keberlanjutan pada tiap wilayah. Hasil penilaian I-SIM yang diumumkan dalam SAC 2025 menunjukkan kontribusi nyata dalam mendorong pemerintah daerah memperkuat tata kelola data dan standardisasi pembangunan.
Untuk kategori kota, Kota Madiun meraih predikat Terbaik Pertama, diikuti Kota Jambi di posisi Kedua dan Kota Tegal sebagai Terbaik Ketiga. Pada kategori kabupaten, Kabupaten Tapanuli Selatan menempati posisi puncak, disusul Kabupaten Bogor dan Kabupaten Karawang.
Capaian ini sebagai bukti bahwa asesmen berstandar internasional, berbasis data, dan didukung mekanisme validasi mampu membantu daerah menampilkan inovasi sekaligus memperkuat kontribusi terhadap SDGs nasional.
Sebagai bagian dari Danantara, PTSI menegaskan kesiapannya memperkuat dukungan terhadap pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan melalui layanan verifikasi, standardisasi teknis, audit keberlanjutan, sertifikasi, dan konsultansi berbasis data.
Dengan komitmen tersebut, berupaya memastikan pembangunan nasional berlangsung terintegrasi, efektif, dan berorientasi masa depan, sekaligus mendorong percepatan pencapaian SDGs secara menyeluruh. (udn)
Load more