Dari Kandang ke Meja Makan: Bagaimana Peternakan Menjadi Penentu Masa Depan Gizi dan Ketahanan Pangan Nasional
- Istockphoto
tvOnenews.com - Dalam ekosistem pangan nasional, sektor peternakan selalu menempati posisi strategis sebagai salah satu penyedia utama protein hewani yang dibutuhkan masyarakat.Â
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat bahwa konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia terus meningkat, terutama berasal dari daging ayam, telur, dan susu, yang menjadi fondasi penting dalam peningkatan kualitas gizi.Â
Kecenderungan ini juga selaras dengan rekomendasi Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) yang menekankan bahwa protein hewani berperan krusial dalam mendukung tumbuh kembang anak serta produktivitas masyarakat usia kerja.
Berbagai negara yang sukses menjaga stabilitas pangan, seperti Belanda, Selandia Baru, hingga Amerika Serikat, menempatkan peternakan sebagai tulang punggung ekonomi sekaligus motor produksi pangan bernutrisi tinggi.Â
Indonesia pun bergerak ke arah yang sama. Tren pertumbuhan konsumsi produk hewani dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa masyarakat kian sadar pentingnya gizi seimbang dan sumber protein yang mudah dijangkau.Â
Sektor ini bahkan menjadi salah satu penopang utama visi pemerintah dalam memperkuat ketahanan pangan jangka panjang.
Melansir dari berbagai sumber, di dalam negeri, upaya memperkuat sektor peternakan bukan hanya dilakukan melalui kebijakan pemerintah, tetapi juga lewat partisipasi aktif para pelaku dan pendamping komunitas yang bekerja langsung bersama peternak.Â
Praktik seperti perbaikan pakan, pemanfaatan limbah pertanian, hingga inovasi biokonversi maggot Black Soldier Fly terbukti membantu peternak mendapatkan pakan yang lebih terjangkau dan ramah lingkungan.Â
Model-model penerapan ini sebelumnya telah direkomendasikan berbagai lembaga, termasuk Kementerian Pertanian dan FAO, sebagai bagian dari strategi pembangunan peternakan berkelanjutan.
Dalam konteks tersebut, hadir figur seperti Yosep Purnama, salah satu pendamping peternakan yang selama lebih dari 15 tahun terjun memperkuat komunitas peternak melalui program pengembangan pakan, biokonversi limbah, dan optimalisasi nutrisi lokal.Â
Ia merupakan pendiri Tumuwuh Persada Utama dan Lamb ID, sekaligus tokoh yang sebelumnya membangun Leles Lestari Foundation (sejak 1999) di Garut, Jawa Barat, organisasi yang berfokus pada pemberdayaan peternak melalui pakan mandiri serta pemanfaatan limbah pertanian seperti tongkol jagung dan jerami padi.
Load more