Waspada! Lonjakan Kejahatan Digital Paksa Industri Investasi Terapkan Sistem Keamanan Tiga Lapis
- Istockphoto
tvOnenews.com - Di tengah pesatnya pertumbuhan investasi digital di Indonesia, ancaman kejahatan siber makin mendesak pengguna dan perusahaan untuk meningkatkan perlindungan data.
Menurut laporan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) 2024, lebih dari 2,2 miliar serangan siber tercatat dalam satu tahun, termasuk phishing, social engineering, dan peretasan akun investor.
Serangan yang menargetkan aplikasi investasi menjadi salah satu yang meningkat paling cepat karena mengincar aset finansial pengguna.
Beberapa kasus besar juga memperlihatkan bagaimana kejahatan digital dapat merugikan masyarakat. Studi Kaspersky 2025 menunjukkan bahwa phishing meningkat 42% di kawasan Asia Tenggara, dengan Indonesia menjadi salah satu negara paling rentan akibat maraknya grup investasi palsu di Telegram, WhatsApp, hingga media sosial.
Modus yang umum digunakan adalah meminta OTP, mengirim tautan palsu, hingga membuat aplikasi tiruan yang menyerupai platform resmi. Karena itu, kepercayaan pengguna menjadi pilar utama di industri teknologi finansial.
Banyak perusahaan global seperti Google dan Coinbase telah menerapkan sistem keamanan berlapis dengan biometrik, 2FA, dan deteksi aktivitas mencurigakan. Di Indonesia, langkah serupa kini diperkuat melalui Sistem Keamanan Tiga Lapis (3L) yang dirancang untuk memberikan perlindungan komprehensif pada setiap aktivitas investasi.
Melansir dari Antara, popularitas investasi digital di Indonesia terus meningkat, begitu pula risiko penipuan online, phishing, dan akun palsu yang mengatasnamakan perusahaan.
Sebagai aplikasi trading dan investasi multi-aset terlengkap di Indonesia, Pluang mempertegas komitmennya terhadap keamanan dan kepercayaan pengguna dengan menghadirkan Sistem Keamanan Tiga Lapis (3L) yang mencakup liveness check dan Two-Factor Authentication (2FA) untuk memberikan perlindungan menyeluruh pada setiap aktivitas pengguna.
Dalam beberapa tahun terakhir, industri investasi digital Indonesia menghadapi peningkatan signifikan dalam kasus penipuan, mulai dari grup investasi palsu di media sosial hingga situs ataupun aplikasi tiruan yang meniru platform resmi.
Modus yang digunakan pun semakin beragam, mulai dari meminta pengguna membagikan OTP, kata sandi, hingga mengklik tautan serta mengunduh APK mencurigakan yang dapat menyebabkan kehilangan akses dan dana.
“Keamanan dan kepercayaan pengguna adalah prioritas utama kami di Pluang. Di tengah meningkatnya risiko kejahatan digital, kami terus memperkuat sistem keamanan serta memberikan edukasi agar pengguna dapat berinvestasi dengan aman,” ujar Claudia Kolonas, CEO & Co-Founder Pluang dilansir dari Antara.
Load more