Saparinah Sadli: Inspirasi Abadi dari Lorong Psikologi UI
- Istimewa
“Mahasiswa psikologi bisa belajar langsung di lapangan bersama program Kemensos. Ini kerja sama yang saling memperkaya — akademisi mendapat pengalaman nyata, dan Kemensos mendapat dukungan ilmiah,” jelasnya.
Tentang Lansia dan Cinta yang Tak Lekang
Dalam percakapan yang santai, Saparinah pernah ditanya apa rahasianya bisa bertahan hingga usia 99 tahun dengan semangat seperti anak muda.
Ia tertawa pelan. “Tidak ada rahasia. Saya hanya tidak pernah memaksa diri,” katanya.
Bagi Kementerian Sosial, jawaban sederhana itu justru memuat filosofi mendalam. Bahwa kesejahteraan lansia tidak hanya diukur dari fisik atau bantuan materi, tetapi juga dari ruang untuk tetap menjadi diri sendiri, diterima, dihargai, dan dicintai.
Program-program rehabilitasi sosial lansia yang kini dijalankan Kemensos banyak belajar dari filosofi seperti itu: membangun dukungan berbasis komunitas, mengajak anak muda, dan menciptakan lingkungan yang “ramah hati”.
“Lansia bahagia bukan hanya karena diberi makanan bergizi. Tapi karena merasa punya teman, punya tempat, dan masih dianggap berarti,” ujar Suratna.
Bagi Saparinah, aktivitas sosial tetap menjadi bagian dari hidup. Ia memang jarang keluar rumah, tetapi masih terhubung dengan komunitas lansia di kawasan Prapanca, Jakarta. Di sana, lansia berkumpul untuk senam, bernyanyi, atau sekadar berbincang santai.
“Ada senam, ada nyanyi, tergantung yang datang,” tuturnya.
Kegiatan sederhana itu menunjukkan bahwa penuaan aktif tidak selalu berarti sibuk. Kadang, cukup dengan hadir dan saling menyapa, kehidupan menjadi lebih bermakna. Sepanjang hidupnya, Saparinah Sadli memegang satu keyakinan sederhana: bahwa manusia harus terus berpikir dan berbuat baik, tidak peduli usia. Ia tumbuh di masa perjuangan, mengajar di era transisi, dan kini menikmati masa senja dengan damai.
“Saya bersyukur. Dulu saya banyak dibantu orang, sekarang saya hanya ingin hidup dengan tenang,” ujarnya.
Namun dalam ketenangan itu, tersimpan warisan moral yang besar. Ia mengajarkan bahwa menjadi tua bukan berarti berhenti, melainkan kesempatan untuk berbagi kebijaksanaan.
Sebuah Kolaborasi: Dari Kampus ke Kebijakan
Peresmian Lobby Saparinah Sadli juga menandai arah baru hubungan antara dunia akademik dan kebijakan sosial. Fakultas Psikologi UI dan Kemensos dapat mulai untuk menjajaki kolaborasi yang tak berhenti di meja seremonial: riset terapan, program lapangan mahasiswa, hingga pembentukan komunitas pendamping lansia.
Load more