Bagaimana Teknologi Data & Inovasi Pembayaran Mengubah Industri Hiburan, Pemasaran Digital Jadi Kunci

tvOnenews.com - Perkembangan teknologi data, inovasi pembayaran digital, dan pemasaran berbasis komunitas telah membawa perubahan besar dalam berbagai sektor, termasuk industri hiburan. Pemanfaatan big data memungkinkan penyelenggara acara memahami perilaku audiens dengan lebih mendalam, mulai dari preferensi musik, waktu favorit menghadiri konser, hingga daya beli pengunjung. 

Di sisi lain, kemajuan teknologi finansial seperti dompet digital dan sistem paylater membuat transaksi menjadi lebih mudah dan fleksibel. Menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi ekonomi digital nasional mencapai lebih dari Rp1.500 triliun pada 2024 dan diproyeksikan terus tumbuh seiring meningkatnya adopsi sistem pembayaran nontunai di berbagai sektor, termasuk hiburan. 

Di saat yang sama, pemasaran digital berkembang pesat melalui kekuatan konten singkat, tren viral, dan kolaborasi dengan kreator, menjadikan promosi acara lebih dinamis dan interaktif dibanding sebelumnya. Fenomena ini terlihat jelas dalam pertumbuhan industri hiburan tanah air. 

Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), subsektor seni pertunjukan dan acara musik berkontribusi signifikan terhadap ekonomi kreatif Indonesia, dengan nilai tambah mencapai lebih dari Rp160 triliun pada 2024. 

Hal ini menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap hiburan langsung terus meningkat seiring dengan kemudahan akses tiket, informasi, dan sistem pembayaran digital. Salah satu bukti konkret adalah penyelenggaraan forum “Loket Talks: Navigating Event Success with Data” yang menyoroti pentingnya sinergi antara data, layanan keuangan inovatif, dan strategi pemasaran digital dalam menciptakan acara yang sukses dan berkelanjutan.

Sejak 2022 hingga Juli 2025, platform penyelenggara acara tersebut telah memfasilitasi lebih dari 25.000 acara di berbagai kategori seperti konser, olahraga, pameran, dan seminar. Berdasarkan data internal, harga tiket rata-rata berada di kisaran Rp100.000 hingga Rp225.000, dengan tingkat keterisian konser dan pertunjukan mencapai lebih dari 80 persen. 

“Pola musiman juga memperlihatkan bahwa konser banyak digelar di awal tahun serta kuartal keempat, sementara festival mendominasi pada bulan Juni dan Oktober,” ujar Kharisma Putra, VP Revenue & Growth Loket.com. 

Pemanfaatan data bukan hanya membantu penyelenggara menentukan strategi penjualan yang lebih efektif, tetapi juga memungkinkan mereka menciptakan pengalaman yang lebih berkesan bagi audiens. Selain itu, inovasi dalam metode pembayaran turut memperkuat aksesibilitas hiburan. 

Fleksibilitas pembayaran memainkan peran penting agar masyarakat tetap dapat menikmati hiburan tanpa terbebani kondisi ekonomi. Sementara itu, di ranah pemasaran digital, platform media sosial seperti TikTok menjadi penggerak utama penyebaran informasi acara melalui kolaborasi kreator dan konten singkat yang mudah viral. 

Kini, pengguna dapat menambahkan tautan tiket langsung ke dalam video, menjadikan promosi acara lebih efisien dan menjangkau audiens yang lebih luas. Sinergi antara analisis data, inovasi finansial, dan kekuatan pemasaran digital telah membuka babak baru bagi industri hiburan Indonesia. 

Kesuksesan sebuah acara kini tidak hanya diukur dari jumlah tiket yang terjual, tetapi juga dari seberapa lama momen-momennya terus diperbincangkan dan dibagikan di dunia maya. Dengan pendekatan berbasis data dan teknologi, penyelenggara tidak hanya menjual pengalaman sesaat, tetapi juga membangun ekosistem hiburan yang inklusif, berkelanjutan, dan bernilai bagi masyarakat luas. (udn)