Revolusi Digital Transportasi: Inovasi WIM-VISI Karya Anak Bangsa Bikin Jalan Lebih Aman dan Efisien
- Istockphoto
tvOnenews.com - Perkembangan teknologi di sektor transportasi darat kian pesat dalam satu dekade terakhir. Dari sistem jalan tol berbasis digital, kendaraan listrik, hingga pemantauan logistik berbasis data, semua diarahkan menuju efisiensi dan keselamatan yang lebih tinggi.
Transformasi ini tidak hanya bertujuan mempercepat mobilitas, tetapi juga menekan biaya logistik serta menjaga infrastruktur agar berkelanjutan. Contohnya, teknologi Weigh-In-Motion (WIM) kini menjadi solusi mutakhir dalam menekan pelanggaran muatan berlebih yang selama ini menjadi momok di jalan raya nasional.
Berbagai fitur mulai dari sistem tol berbasis elektronik, kendaraan berat yang dilengkapi sensor pintar, hingga pengawasan lalu-lintas real-time telah menjadi gambaran nyata transformasi yang tengah berlangsung.
Perubahan ini menunjukkan bahwa transportasi darat tidak lagi hanya soal mobil, jalan dan truk saja — melainkan sebuah ekosistem digital terpadu yang mencakup sensor, data analytics, integrasi moda dan pengawasan secara sinambung.
Ketika sistem digital dipasang pada kendaraan logistik, misalnya, bukan saja kapasitas muatan yang dapat dipantau, tetapi juga dimensi kendaraan dan kecepatan operasional yang terkait langsung terhadap keselamatan dan daya tahan infrastruktur jalan.
Dengan demikian, transportasi darat mulai beralih dari model reaktif ke model proaktif, deteksi awal masalah, pengambilan tindakan cepat, dan alur operasi yang lebih lancar.
Sejalan dengan itu, teknologi inovatif yang disebut WIM-VISI, sebuah sistem penimbangan kendaraan otomatis yang bekerja tanpa menghentikan arus lalu-lintas, mulai dihadirkan sebagai fondasi bagi ekosistem transportasi darat yang cerdas, aman, dan terintegrasi di Indonesia.
Sistem ini tidak hanya mampu mengidentifikasi kendaraan bermuatan berlebih dan dimensi yang melampaui batas, tetapi juga menyediakan data real-time yang mendukung penegakan kebijakan dan pengawasan secara digital dalam rantai logistik dan operasi jalan raya.
Dalam acara seminar “WIM for the Future”, para stakeholder dari pemerintah, dunia akademik, dan industri teknologi berkumpul untuk membahas adopsi sistem tersebut sebagai bagian dari strategi nasional menuju transportasi bebas ODOL pada tahun 2027.
Tantangan besar memang masih membentang di sektor ini. Praktik kendaraan Over Dimension dan Over Load (ODOL) hingga kini menjadi salah satu penyebab utama kerusakan jalan dan jembatan sekaligus peningkatan biaya logistik nasional.
Pemerintah mencatat bahwa biaya logistik Indonesia mencapai sekitar 14,29 % dari PDB pada satu periode, jauh lebih tinggi dibandingkan banyak negara tetangga. Selain itu, data menunjukkan bahwa lebih dari 430.000 kendaraan teridentifikasi melakukan pelanggaran ODOL melalui unit penimbangan kendaraan angkutan barang pada periode tertentu.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada efisiensi operasional, tetapi juga pada keselamatan, mengingat bahwa kecelakaan yang melibatkan armada barang tercatat secara signifikan.
Teknologi penimbangan otomatis seperti WIM-VISI memberikan jawabannya: sistem yang memungkinkan kendaraan bermuatan dan berdimensi lebih besar terdeteksi tanpa menghambat aliran lalu-lintas, sekaligus menghasilkan data real-time yang dapat diakses oleh pengelola jalan, otoritas logistik dan regulator.
Di sejumlah kawasan, hasil sudah terlihat: peningkatan efektivitas pengawasan hingga sepuluh kali lipat dibandingkan metode manual, dan pemrosesan data secara otomatis yang mempercepat identifikasi pelanggaran.
Hal tersebut membuka jalan bagi penggunaan angkutan yang lebih terukur, infrastuktur yang terjaga, dan distribusi logistik yang lebih efisien. Lebih jauh lagi, teknologi tersebut menyasar sektor-sektor kunci seperti pertambangan, pelabuhan dan logistik antarpulau, yang selama ini menjadi akar permasalahan muatan dan dimensi berlebih.
Dengan dukungan sensor presisi tinggi, arsitektur perangkat lunak tangguh dan integrasi yang fleksibel, sistem ini dirancang untuk operasional lingkungan ekstrem sekalipun. Hal ini memperkuat kapasitas nasional untuk menangani tantangan ODOL dan logistik darat secara menyeluruh, bukan hanya sebagai pengawasan situasional, melainkan sebagai bagian dari infrastruktur nasional yang terhubung lintas sektor.
- Ist
Dalam kerangka yang lebih besar, penerapan ini bukan hanya mengenai alat teknis atau perangkat keras semata, tetapi juga tentang budaya operasional baru: kolaborasi lintas instansi, integrasi data, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kebijakan transportasi.
Ketika data real-time mengalir dan dapat diolah secara cepat, maka keputusan bisa diambil secara responsif, bukan reaktif, ketika infrastruktur baru telah rusak, bukan setelahnya.
Dengan demikian, visi menuju transportasi darat yang efisien, aman dan berkelanjutan semakin terwujud di Indonesia, asalkan implementasi bersama antar-pemangku kepentingan terus diperkuat dan teknologi dipakai sebagai enabler utama. (udn)
Load more