Revolusi Digital Transportasi: Inovasi WIM-VISI Karya Anak Bangsa Bikin Jalan Lebih Aman dan Efisien
- Istockphoto
Pemerintah mencatat bahwa biaya logistik Indonesia mencapai sekitar 14,29 % dari PDB pada satu periode, jauh lebih tinggi dibandingkan banyak negara tetangga. Selain itu, data menunjukkan bahwa lebih dari 430.000 kendaraan teridentifikasi melakukan pelanggaran ODOL melalui unit penimbangan kendaraan angkutan barang pada periode tertentu.
Kondisi ini tidak hanya berdampak pada efisiensi operasional, tetapi juga pada keselamatan, mengingat bahwa kecelakaan yang melibatkan armada barang tercatat secara signifikan.
Teknologi penimbangan otomatis seperti WIM-VISI memberikan jawabannya: sistem yang memungkinkan kendaraan bermuatan dan berdimensi lebih besar terdeteksi tanpa menghambat aliran lalu-lintas, sekaligus menghasilkan data real-time yang dapat diakses oleh pengelola jalan, otoritas logistik dan regulator.
Di sejumlah kawasan, hasil sudah terlihat: peningkatan efektivitas pengawasan hingga sepuluh kali lipat dibandingkan metode manual, dan pemrosesan data secara otomatis yang mempercepat identifikasi pelanggaran.
Hal tersebut membuka jalan bagi penggunaan angkutan yang lebih terukur, infrastuktur yang terjaga, dan distribusi logistik yang lebih efisien. Lebih jauh lagi, teknologi tersebut menyasar sektor-sektor kunci seperti pertambangan, pelabuhan dan logistik antarpulau, yang selama ini menjadi akar permasalahan muatan dan dimensi berlebih.
Dengan dukungan sensor presisi tinggi, arsitektur perangkat lunak tangguh dan integrasi yang fleksibel, sistem ini dirancang untuk operasional lingkungan ekstrem sekalipun. Hal ini memperkuat kapasitas nasional untuk menangani tantangan ODOL dan logistik darat secara menyeluruh, bukan hanya sebagai pengawasan situasional, melainkan sebagai bagian dari infrastruktur nasional yang terhubung lintas sektor.
- Ist
Dalam kerangka yang lebih besar, penerapan ini bukan hanya mengenai alat teknis atau perangkat keras semata, tetapi juga tentang budaya operasional baru: kolaborasi lintas instansi, integrasi data, dan pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung kebijakan transportasi.
Ketika data real-time mengalir dan dapat diolah secara cepat, maka keputusan bisa diambil secara responsif, bukan reaktif, ketika infrastruktur baru telah rusak, bukan setelahnya.
Dengan demikian, visi menuju transportasi darat yang efisien, aman dan berkelanjutan semakin terwujud di Indonesia, asalkan implementasi bersama antar-pemangku kepentingan terus diperkuat dan teknologi dipakai sebagai enabler utama. (udn)
Load more