Banjir Rob dan Penurunan Tanah Ekstrem Ancam Ibu Kota, LPBINU DKI Jakarta Dorong Kolaborasi
- Istimewa
Kondisi ini berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat dan keberlanjutan sumber daya air.
“Berdasarkan indeks mutu air, pencemaran paling signifikan terjadi di Jakarta Barat dan wilayah pesisir. Kondisi ini memperburuk degradasi lingkungan dan kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Ika Agustin Ningrum dalam menjelaskan upaya teknis yang dilakukan pihaknya untuk mengurangi dampak banjir rob khususnya di kawasan Muara Angke dengan kondisi penurunan tanah ekstrem.
Ia menekankan pentingnya kombinasi infrastruktur pengendali dan teknologi pemantauan.
“Di Muara Angke, penurunan tanah cukup ekstrem karena kondisi tanah yang lunak. Kami membangun tanggul pengaman pantai, giant sea wall, dan melakukan pembersihan rutin di sekitar lokasi untuk mengurangi efek banjir rob,” katanya.
Selain itu, Ibu Ika memperkenalkan inovasi digital yang digunakan untuk mendeteksi dan memantau banjir rob secara real-time.
“SDA mengembangkan platform SINARJI, yang dapat mendeteksi banjir rob secara cepat dan akurat, sehingga langkah mitigasi bisa segera dilakukan,” ungkapnya. (raa)
Load more