Rahasia di Balik Cita Rasa Nusantara, Dari Sabang sampai Merauke, Kuliner Indonesia Diprediksi Jadi Pusat Gastronomi Asia
- Istockphoto
tvOnenews.com - Indonesia dikenal sebagai surga kuliner yang kaya rasa dan penuh karakter. Dari Sabang hingga Merauke, setiap daerah memiliki kekhasan cita rasa yang sulit ditandingi. Salah satu yang paling dikenal adalah rendang, hidangan khas Minangkabau yang pernah dinobatkan oleh CNN International sebagai makanan terenak di dunia (CNN, 2021).
Tak hanya rendang, sambal dan hidangan pedas Nusantara kini mulai digemari oleh masyarakat Barat yang tertarik pada sensasi rempah dan bumbu autentik Indonesia. Potensi besar inilah yang dinilai mampu membawa kuliner Indonesia bersaing di industri gastronomi global.
Cita rasa kuliner Nusantara yang kaya akan rempah, tekstur, dan filosofi budaya, telah menarik perhatian banyak chef internasional. Misalnya, penggunaan rempah seperti vanila, pala, cengkih, dan kayu manis, yang berasal dari tanah Indonesia, telah menjadi bahan utama dalam berbagai hidangan kelas dunia.
Fenomena meningkatnya popularitas kuliner Asia, termasuk makanan pedas Indonesia, menunjukkan adanya peluang emas untuk memperkenalkan “rasa asli Indonesia” di pasar internasional.
Dengan dukungan promosi yang tepat, edukasi kuliner, serta inovasi dalam pengemasan dan branding, kuliner Indonesia berpotensi menjadi ikon gastronomi Asia di masa depan.
Hal tersebut juga diamini oleh Ray Johnson, alumni Le Cordon Bleu, institusi kuliner ternama dunia yang berdiri sejak 1895. Ia menyebut bahwa industri kuliner Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing secara global.
“Banyak bahan kuliner Indonesia yang bisa diolah dari hasil bumi kita seperti vanila, cokelat, dan rempah-rempah. Yang penting, kalau kita mau go global, tunjukkan kuliner khas Indonesia di luar negeri seperti rasa pedas yang kini disukai masyarakat Eropa dan Amerika,” ujarnya dalam perayaan hari jadi ke-130 Le Cordon Bleu di Jakarta.
Kuliner Indonesia seperti “permata tersembunyi” dengan cita rasa luar biasa dari Sabang sampai Merauke yang perlu diasah agar semakin bersinar di mata dunia. Tantangan utama bukan pada kualitas rasa, melainkan pada cara memperkenalkan kuliner Indonesia agar dikenal masyarakat dunia.
Hal itu juga selaras dengan pentingnya edukasi dan pemberdayaan UMKM kuliner melalui media sosial, strategi packaging, dan branding yang menarik. “UMKM kuliner kita perlu diedukasi agar bisa terekspos di luar negeri. Hal-hal ini akan membuat kuliner kita bisa dikenal masyarakat dunia,” tambahnya.
Perayaan hari lahir Le Cordon Bleu bertajuk “A Legacy of Excellence” di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, menjadi momentum penting bagi dunia kuliner Tanah Air. Acara ini dihadiri para alumni, chef profesional, dan pelaku industri F&B Indonesia.
- Ist
Anton Hamdali, Sales dan Marketing Manager Le Cordon Bleu Indonesia Hub, menyatakan bahwa selama 130 tahun, Le Cordon Bleu telah menjadi wadah kreativitas dan inovasi kuliner global yang kini berpadu dengan kekayaan rasa Nusantara. Sementara itu, Michelle Anjelica, Marketing Le Cordon Bleu Indonesia Hub, berharap semangat lintas budaya ini dapat menginspirasi generasi baru chef dan pengusaha kuliner Indonesia.
“Kami percaya masa depan kuliner dunia akan semakin berwarna berkat inovasi yang lahir dari semangat lintas budaya. Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat gastronomi Asia,” pungkasnya.
Dengan dukungan kreativitas, edukasi internasional, dan semangat kolaborasi global, cita rasa Nusantara seperti rendang, sambal, dan kekayaan rempah-rempahnya bukan lagi sekadar warisan budaya, tetapi juga senjata kuliner yang siap menembus panggung dunia. (udn)
Load more