Inovasi Arsitektur Masa Depan: Mahasiswa UI Raih Penghargaan Internasional Lewat Desain Bangunan Net Zero
- Antara
tvOnenews.com - Dalam beberapa tahun terakhir, model arsitektur berkelanjutan semakin menjadi sorotan global. Konsep ini tidak hanya menekankan pada pengurangan jejak karbon, tetapi juga pada adaptabilitas bangunan terhadap siklus hidupnya di masa depan.
Negara-negara besar seperti Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat sudah mengembangkan model arsitektur yang dirancang untuk fleksibel dibongkar pasang (design for disassembly), sehingga materialnya dapat digunakan kembali alih-alih berakhir sebagai limbah.
Pendekatan ini membantu menekan emisi sekaligus mengurangi kebutuhan ekstraksi material baru. Sebagai contoh, riset di Jerman melalui proyek Circular Building Demonstrator menampilkan bagaimana penggunaan material modular memungkinkan efisiensi energi sepanjang umur bangunan.
Di Jepang, konsep rumah prefabrikasi adaptif juga terbukti meminimalisasi dampak lingkungan, sementara di Amerika Serikat sejumlah universitas riset ternama mengintegrasikan material lokal serta simulasi digital untuk menilai life cycle assessment.
Semua ini menunjukkan arah baru dalam desain arsitektur: berkelanjutan, sirkular, dan berpandangan jauh ke depan. Lebih dari sekadar tren, arsitektur adaptif ini menjadi bagian dari strategi menuju net zero emission yang ditargetkan banyak negara pada 2050.
Prinsipnya bukan hanya membangun gedung hemat energi, melainkan merancang sistem yang mampu bertransformasi sesuai kebutuhan zaman. Dengan begitu, sebuah bangunan bisa tetap relevan, efisien, dan berkontribusi positif bagi lingkungan selama berdekade-dekade.
Melansir dari Antara, model pendekatan inilah yang juga diterapkan oleh mahasiswa Universitas Indonesia (UI) melalui proyek inovatif mereka. Mahasiswa Fakultas Teknik UI (FT UI) yang tergabung dalam Tim POF berhasil meraih Excellence Award pada ajang internasional Net Zero Tech International Contest 2025 yang digelar di National Taiwan University, Taipei.
Prestasi ini menempatkan mereka sejajar dengan inovator muda dunia yang sedang mendorong revolusi arsitektur hijau. Kompetisi yang bekerja sama dengan TECO Technology Foundation tersebut diikuti oleh 1.150 peserta dari 11 negara.
Tim UI menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang menembus babak final bersama 19 tim terbaik lainnya. Dalam kesempatan itu, mereka mempresentasikan proyek The Flux: Sustainable Shearing Layer and Pisé Block Construction Method yang berfokus pada dua lokasi di Prancis, yakni Chimilin (retrofit) dan Villefontaine (pembangunan baru).
Load more