Dokter Wahyu Tomo Kupas Makna "Cinta tanpa Sianida" di Tengah Fenomena Romance Recession
- Istimewa
tvOnenews.com - Di era digital ini, generasi muda menghadapi tantangan baru dalam urusan cinta, yang dikenal sebagai "romance recession" atau resesi percintaan. Tekanan biaya hidup tinggi, utang pendidikan, dan ketidakstabilan pasar kerja membuat banyak anak muda usia 18-28 tahun memilih untuk tidak mengeluarkan uang untuk urusan kencan.
Dalam konteks ini, Dokter Wahyu Tomo, seorang dokter konsultan bedah onkologi RSA UGM, membagikan wawasan tentang konsep cinta melalui artikel "Cinta Tanpa Sianida". Menurutnya, cinta adalah suatu emosi atau perasaan positif yang dapat memberikan kebahagiaan, namun juga dapat mengantarkan seseorang kepada derita yang tak bertepi jika tidak dipahami dengan baik.
"Kata cinta merupakan satu kata yang didambakan sekaligus ditakuti oleh orang yang pernah terbahagiakan karenanya atau orang yang mengalami trauma karena lukanya," jelasnya.
Dokter Tomo menjelaskan bahwa cinta sulit dijelaskan secara tuntas karena lebih berhubungan dengan emosi manusia, bukan logika. Ia juga mengutip pendapat Erich Fromm tentang lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu perasaan, pengenalan, tanggung jawab, perhatian, dan saling menghormati.
"Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Menurut Erich Fromm, ada lima syarat untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu: perasaan, pengenalan, tanggung jawab, perhatian, saling menghormati," ungkapnya.
- Istimewa
Dalam artikelnya, Dokter Tomo juga membahas tentang tanda-tanda jatuh cinta, seperti merasa bahagia hanya dengan melihat foto orang yang dicintai. Ia juga menjelaskan bahwa cinta dapat mengaburkan penilaian rasional dan objektivitas terhadap orang yang dicintai.
"Cinta adalah suatu emosi atau perasaan positif (kebaikan, kasih sayang) yang terdapat di dalam diri manusia yang ditujukan kepada manusia lain atau objek lain yang ada di sekitarnya. Pendapat lain mengatakan, defnisi cinta adalah suatu aktivitas manusia terhadap objek lain di sekitarnya, yang dilakukan dalam bentuk empati, kasih sayang, perhatian, membantu, pengorbanan diri, dan memenuhi permintaan objek tersebut," ujar Dokter Tomo.
"Memang bukan berarti melihat orang yang dicintai bisa menyembuhkan segala penyakit, namun reaksi alami pelepasan hormon kebahagiaan saat mencintai seseorang ternyata mampu memberikan rasa nyaman, rileks dan bahagia," dijelaskan dalam artikel tersebut.
Load more