Resmi! Buku Kesaksian 23 Wartawan Kompas Diedarkan, Bahas Sejarah Jurnalisme Indonesia
- Istimewa
Jakarta, tvOnenews.com - Buku dengan berjudul Kesaksian 23 Wartawan Kompas yang memiliki ketebalan 530 halaman resmi diperkenalkan ke khalayak publik.
Buku ini menceritakan kesaksian-kesaksian pribadi dan pengalaman lapangan dari 23 wartawan Kompas lintas generasi.
Untuk proses pengumpulan materi tulisan dimulai sejak 1988.
Editor buku, Albert Kuhon, mengaku mulai mengumpulkan arsip dan data saat dirinya tidak diberi ruang menulis karena mendirikan serikat pekerja di Kompas.
“Lalu pada 2017 saya mulai berdiskusi dengan senior saya, Pituar Boo, dan menyadari banyak cerita menarik yang belum pernah dituliskan. Termasuk kisah Yuskaro, wartawan yang pernah hidup di atas kapal Pinisi selama satu tahun penuh,” ujar dia saat ditemui di kawasan Bintaro, Kamis (26/6/2025).
Buku ini juga mencerminkan bagaimana dunia jurnalistik berubah dari masa ke masa.
Albert menyoroti hilangnya semangat menggali informasi di era digital.
“Dulu kami harus ke lapangan, bawa mesin tik, dan berjuang cari fakta. Jadi wartawan adalah pilihan, bukan pekerjaan biasa,” terang dia.
Tak hanya kisah tersebut, ada pula kesaksian wartawan Kompas lainnya saat detik-detik momen pengunduran diri Presiden Soeharto.
Hal ini diceritakan langsung oleh Ace S. Madsupi, Redaktur Pelaksana Kompas tahun 1998.
Dia mengungkapkan, sempat mencari tahu menjelang pengunduran diri Presiden Soeharto.
Ace langsung mencari informasi ke narasumber yang dipercaya: Prof. Nurcholish Madjid.
Dirinya membeberkan sekitar pukul satu dini hari mendapatkan kabar dari orang dekat Cak Nur bahwa Presiden Soeharto akan mundur.
“Saya langsung telepon ke kantor dan headline kami putuskan: ‘Selamat Datang Pemerintahan Baru’. Itu taruhan besar. Kalau ternyata tidak benar, bukan hanya kami bisa dipenjara, tapi Kompas bisa dibredel,” jelasnya.
Semenetara, pendiri Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan wartawan senior Kompas, Satrio Aris Munandar, mengapresiasi terbitnya buku “Kesaksian 23 Wartawan Kompas”.
Dia merasa buku Kesaksian 23 Wartawan Kompas ini sebagai sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya di lingkungan Kompas.
“Saya bersyukur kepada semua pihak yang terlibat, terutama Bang Albert Kuhon yang menggagas. Setahu saya, belum pernah ada buku seperti ini dalam konteks Kompas. Wartawan Kompas cenderung low profile dan jarang menulis tentang dirinya sendiri,” tegasnya.
Load more